News  

2 Stand Festival Hijab di Mal Paragon Jual Daging Babi, Mualaf Center Protes Keras

Dua stand penjual makanan olahan daging babi di Mal Paragon ditutup. Sebab 2 stand itu jual daging babi di acara festival hijab. Dikutip dari tim Mualaf Center, pihak mal sudah minta maaf. Mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi.

“Alhamdulillah dari pihak pengelola Paragon dan Pihak penyelenggara/EO meminta maaf perihal kejadian di atas dan langsung menutup 2 Stan babi tersebut dan berjanji tidak akan melakukan lagi di kemudian hari serta akan lebih jeli dalam mengadakan acara,” demikian keterangan dari Mualaf Center Semarang, pada, Senin (5/10/2020).

Penjualan daging babi di hijab fest itu diungkap oleh seorang mualaf. Dia adalah seorang pengurus Mualaf Center Indonesia.

Stan makanan olahan babi itu terungkap ketika potretnya tertangkap kamera dan dibagikan oleh akun Instagram @steven.indra.wibowo, seorang pengurus Mualaf Center Indonesia.

Dalam foto itu, tampak sebuah kedai olahan daging babi berdiri di bawah papan bertuliskan acara “Hijab Fest”. Ustaz Steven ini mengunggah hal itu, Minggu (4/9/2020) kemarin.

Ustaz Steven pun memperingatkan adanya stan yang bertolak belakang dengan latar belakang acara bertajuk “Hijab Fest and Halal Food Culinary” itu.

Ustaz Steven lantas merasa janggal ketika acara tersebut berganti tajuk dengan menghapus kata ‘halal’ di dalamnya.

“Lalu mendadak last minutes diubah menjadi Hijab Fest and Food Culinary, dengan alasan ada tenant-tenant yang menjual produk haram di lokasi, namun alasan merubah last minute ini agak aneh karena 7 hari lalu mereka posting tentang Bakcang ** yang jelas di Instagram Bakcang ** ini menulis produknya sebagai NON HALAL dengan kapital,” tulis uztaz Steven.

Ustaz Steven pun mempertanyakan kejelasan acara yang diselenggarakan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.

“Apakah hal ini dibiarkan saja? Atau mungkin karena orang yang hadir enggak paham jadi dibiarkan saja? Atau mungkin test the water lagi???” tanya dia.

Temuan itu pun mengundang kritik dari warganet. Mereka mempertanyakan cara penyelenggara meloloskan tenant di acara yang identik dengan nuansa Islam tersebut.

“Semoga MUI Semarang dapat segera bertindak dan menindak dengan cepat,” tulis @limo.

“Penjual makanan bagus, berani menuliskan makanannya dari babi. Panitianya bagaimana ini?” kritik @manapa. {suara}