News  

Jika Aksi Tolak UU Cipta Kerja Berlanjut, Epidemiolog: Kasus COVID-19 Bisa Naik 8.000 Per Hari

Unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja diperkirakan akan menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Indonesia. Jika aksi tersebut terus berlanjut lebih dari satu minggu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia bisa melonjak drastis pada November atau Desember mendatang.

Pada hari ini saja, penambahan kasus mencapai 4.850. Jika demonstrasi terus berlangsung maka diperkirakan penambahan kasus bisa mencapai 8.000 per hari.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono memperkirakan, akan ada peningkatan kasus penularan Covid-19 jika demo berlanjut.

“Jika demo dua atau tiga hari dengan orang yang berbeda-beda saat berdemo tentu akan sulit untuk dibuktikan. Namun demonstrasi yang berlanjut pasti meningkatkan penularan,” katanya kepada Suara Pembaruan, Kamis (8/10/2020).

Risiko tinggi penularan sangat mungkin terjadi karena dalam aksi tersebut, protokol kesehatan tidak dilakukan. Para pendemo saling kontak dengan orang-orang yang berisiko atau terinfeksi.

“Kita tidak tahu jumlah orang yang terinfeksi di dalam kerumunan demonstrasi,” ucapnya.

Menurutnya, adanya pendemo yang diperiksa dengan rapid test menunjukkan hasil reaktif, hanyalah ujung dari gunung es. Tri memperkirakan masih ada banyak lagi yang sama tetapi tidak terdeteksi.

Bahkan Tri membayangkan, jika demo terus berlanjut misalnya dalam satu bulan, kejadian peningkatan kasus positif Covid-19 akan naik tajam.

Kasusnya sama dengan aksi demo menentang diskriminasi ras kulit hitam di Amerika Serikat yang berlangsung lama. Aksi tersebut membuat angka kasus positif di negara Paman Sam itu pun naik tajam dan tidak terbendung.

“Mudah-mudahan di kita tidak berkali lipat. Kita berharap dengan pemeriksaan cepat, jumlah kasus tidak 8.000 sehari. Hari ini jumlah kasus 4.800-an, perkiraan saya akan 5.000 dan akan menyentuh 6.000 kasus per hari.”

“Itu adalah peningkatan 1,5 kali lipat. Saya bayangkan jangan dua kali lipat, kalau begitu wah ini berarti kegagalan fatal,” paparnya.

Sangat mengerikan lanjutnya, jika angka kasus meningkat dua kali lipat. Bahkan dalam perkiraannya, penambahan jumlah kasus akan lebih cepat, jika demo terus berlanjut. Hingga Desember kasus positif bisa mencapai 1 juta kasus sebab pada Oktober saja angkanya hampir mencapai 300.000 kasus.

Pemerintah harus mempercepat dan memperbanyak penelusuran kontak (tracing). Selanjutnya penelusuran kontak harus dilakukan dari para pendemo yang ditangkap serta secepatnya pula dilakukan isolasi.

“Kalau demo berhenti seminggu ini ya itu aman. Kalau demo di Amerika kan berlanjut berbulan-bulan sehingga kasus meningkat tiga kali lipat,” ucapnya. {beritasatu}