PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyatakan telah menutup tujuh gerai ritel format besar sepanjang tahun ini. Keputusan penutupan gerai diambil di tengah memburuknya kinerja keuangan perusahaan karena pandemi covid-19.
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Department Store Terry O’Connor mengatakan perusahaan membukukan rugi bersih mencapai Rp617 miliar sepanjang Januari hingga September 2020. Hal ini sejalan dengan pendapatan perusahaan yang turun 57,5 persen menjadi Rp3,3 triliun.
“Pandemi covid-19 yang sedang berlangsung mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik sejalan upaya Matahari dalam restrukturisasi bisnis,” terang O’Connor dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/10).
O’Connor menjelaskan keuangan perusahaan sebenarnya mulai membaik pada Juli hingga pertengahan September 2020.
Namun, keputusan sejumlah kepala daerah untuk kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mempengaruhi kinerja Matahari Department Store.
“Hal ini menyebabkan Matahari menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja pada kuartal tersebut,” imbuh O’Connor.
Tak tinggal diam, manajemen tetap berusaha agar keuangan tak anjlok terlalu dalam dengan melakukan negosiasi dengan pemilik lahan untuk agar biaya sewa gerai bisa turun.
Alhasil, beban operasional berhasil diturunkan sebesar 26,2 persen khusus kuartal III 2020 dan 29,3 persen sepanjang Januari-September 2020.
Kendati menutup sejumlah gerainya, sambung O’Connor, Matahari Department Store juga membuka tiga gerai format besar tahun ini. Dengan demikian, perusahaan kini tercatat mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di Indonesia.
“Perusahaan berniat untuk mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan,” jelas O’Connor.
Ia menambahkan bahwa manajemen melakukan kontrol yang ketat dalam melakukan pengeluaran. Selain itu perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat di seluruh gerai. {CNN}