Tanggapi Masyumi Reborn, Yusril: Partai Islam Hidupnya Ngos-Ngosan

Sejumlah tokoh Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan berdirinya kembali Partai Masyumi. Diketahui, partai ini sempat dibubarkan di era Soekarno pada 75 tahun silam.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menceritakan, sudah pernah ada nama partai Masyumi pada Pemilu 1999. Serta nama Masyumi Baru digunakan pada tahun yang sama.

Hasilnya tidak begitu baik. Keduanya juga masih berdiri sebagai partai politik yang berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham.

PBB tidak menyebut diri sebagai Masyumi atau Masyumi baru. Yusril yang ikut mendirikan PBB pada 1998, mengatakan, PBB merupakan partai yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi.

“Sebab saya yakin, zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada,” kata Yusril dalam keterangannya, Senin (9/11).

Menurut Yusril, sekadar mendeklarasikan partai memang mudah. Tetapi mengelola, membina dan membesarkan partai tidak mudah. Orientasi politik masyarakat berbeda dan tidak terbelah pada ideologi yang tajam.

“Rakyat tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Masyarakat kini bahkan lebih praktikal dalam menjatuhkan pilihan politik. Sebagian malah transaksional: anda sanggup kasi apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa,” jelas Yusril.

Yusril bercerita pengalaman mempertahankan PBB. Menurutnya, itu sangat sulit. Karena itu dia justru memikirkan cara untuk mempertahankan eksistensi partai Islam.

“Karena itu, saya justru berpikir bagaimana caranya partai-partai Islam yang ada ini dapat bersatu memikirkan bagaimana caranya agar partai Islam ini tetap eksis di negara mayoritas Muslim ini,” ujarnya.

Selain itu, partai perlu dana besar untuk bergerak. Partai berbasis Islam sulit mendapatkan dana besar. Menurut Yusril, sebagian besar umat Islam hidup dalam kekurangan, yang punya dana besar adalah pengusaha dalam maupun luar negeri.

“Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya ‘ngos-ngosan’. Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah,” jelasnya.

Yusril menghormati rencana berdirinya Masyumi Reborn oleh KH Cholil Ridwan dan tokoh lainnya. Perlu kerja keras untuk membangun cabang dan merekrut anggota di tengah pandemi Covid-19 agar bisa disahkan oleh Kemenkumham hingga diverifikasi KPU untuk ikut serta dalam Pemilu 2024.

“Membuat partai baru bagi saya sangatlah berat. Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 November kemarin,” ucapnya. {merdeka}