News  

Sejarah Hari Ayah Nasional Tiap 12 November, Simak Bedanya Dengan Father’s Day

Sebentar lagi, kita akan memperingati Hari Ayah Nasional yang jatuh pada hari Kamis, 12 November 2020. Hari Ayah Nasional atau peringatan Hari Ayah di Indonesia dirayakan setiap tanggal 12 November.

Ayah merupakan sosok penting dalam keluarga yang mempunyai cara sendiri dalam menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga. Sosok ayah juga berperan penting sebagai pemberi nafkah hingga pelindung keluarga.

Mengingat pentingnya peran Ayah di keluarga, sosok Ayah juga perlu mendapatkan penghargaan.

Bila sosok Ibu sebagai orang yang melahirkan mendapat penghargaan dengan cara memperingati Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember.

Maka, sosok ayah di Indonesia mendapat penghargaan dengan cara memperingatinya setiap tanggal 12 November. Lantas, apa bedanya Hari Ayah Nasional dengan Father’s Day?

Hari Ayah Nasional di Indonesia berbeda dengan sebagian besar negara-negara di dunia. Di mana sebagian besar negara-negara memperingati Hari Ayah atau Father’s Day pada Minggu di pekan ke tiga bulan Juni.

Seperti di Amerika Serikat, Hari Ayah dirayakan sejak tahun 1910, sebagaimana dilansir bobo.grid.id.

Sementara, negara-negara Pasifik seperti Australia, Selandia Baru, Fiji, dan Papua Nugini merayakan Hari Ayah pada hari Minggu di minggu pertama bulan September.

Jadi, di negara-negara itu Hari Ayah berganti tanggal setiap tahunnya. Ada juga negara yang merayakan Hari Ayah pada St. Joseph Day setiap 19 Maret, seperti Spanyol, Italia, dan Portugal.

Nah, itulah bedanya Hari Ayah Nasional dengan Hari Ayah atau Father’s Day.

Sejarah Hari Ayah Nasional

Dilasnir Kemdikbud.go.id, peringatan Hari Ayah di Indonesia lahir atas prakarsa Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Pada tahun 2014, PPIP merayakan peringatan Hari Ibu dengan mengadakan Lomba Menulis Surat untuk Ibu.

Acara tersebut mendapat sambutan cukup baik dan mendapatkan sekitar 70 surat terbaik yang kemudian dibukukan. Beberapa surat terbaik tersebut dibacakan oleh peserta yang terdiri dari anak-anak usia SD, SMP, SMA, Mahasiswa serta umum.

Moment tersebut kian mengharukan ketika anak-anak yatim piatu melakukan sungkeman pada ibu-ibu dari Panti Jompo.

Di akhir acara, panitia penyelenggara terkejut dengan pertanyaan para peserta, ”Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”

Banyak peserta lomba menanyakan kepada panitia kapan lomba menulis surat untuk hari Ayah digelar. Mereka menganggap sosok Ayah juga bagian penting dalam sebuah keluarga.

Berawal dari sinilah, PPIP melakukan audiensi ke DPRD Surakarta untuk menanyakan kapan peringatan Hari Ayah di Indonesia.

Setelah melalui pemikiran panjang, PPIP akhirnya menggelar deklarasi Hari Ayah Nasional di Surakarta pada tanggal 12 November 2016.

Di hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT. Deklarasi tersebut digabungkan dengan hari kesehatan dengan mengambil semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”.

Dalam deklarasi itu juga diluncurkan buku ‘Kenangan untuk Ayah’ yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.

Setelah itu, mereka mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote.

Sejak saat itulah, setiap tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.

Adapun sebagai informasi, berikut ini ucapan selamat Hari Ayah Nasional yang cocok dikirimkan ke ayahmu atau sebagai status di media sosial:

1. “Terima kasih Ayah, atas pengorbananmu, ilmu serta kasih sayang yang telah engkau berikan selama ini kepadaku.”

2. “Ayah, engkaulah sosok paling hebat dan terkuat di samping Ibu.”

3. “Ayah, jauh dirimu selalu membuat hatiku tak menentu. Saat bersamamu memang tak pernah bisa digantikan dengan apapun. Aku rindu.”

4.” Aku hanya bisa mendoakanmu dan maafkan anakmu ini belum dapat membahagianmu dan membuatmu bangga.”

5. “Terima kasih Ayah, kau tetap gagah melawan ombak. Kegigihan dan perjuanganmu demi kebahagiaan keluargamu. Walau terkadang kau harus tersungkur, tapi kau tetap berusaha berdiri kembali demi anak dan istrimu.”

6. “Ayah, yang tak banyak bicara terkesan tidak perduli, tetapi sesungguhnya yang ada dalam hatinya hanyalah kita.”

7. “Ayah selalu punya 1000 alasan untuk tetap berjuang dan menepis kesedihannya. ”

8. “Pengorbanan seorang ayah itu tidak pernah ada alasan apa dan mengapa, yang ia tahu hanyalah demi kita.”

9. “Dia adalah orang yang pertama Adzankan kita. Dia orang yang pertama gelisah, dia orang yang pertama senyum pada kita, dialah ayah kita, hanya satu di dunia.

10. “Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu. Ku berikan untuk semua kasih sayangmu. Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu. {tribun}