News  

Pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah, KH Noer Muhammad Iskandar SQ Meninggal Dunia

Telah berpulang ke rahmatullah Pengasuh Pondok Pesantren Ashiddiqiyah Jakarta KH Noer Muhammad Iskandar SQ, Ahad, (13/12/2020) sekitar pukul 13.41.

Informasi tersebut kami dapatkan beredar di grup WA dan berbunyi, “Mohon maaf segala kesalahan murabbi ruuhina abah kh. Noer Muhammad Iskandar SQ telah kembali kepada Allah swt pukul 13:41 siang ini beliau ahli surga husnul khatimah insyaallah.”

Setelah diklarifikasi kepada salah seorang menantu almarhum yaitu Ketua PWNU Jawa Barat (Jabar) KH Hasan Nuri Hidayatullah, beliau membetulkan kabar tersebut.

“Leres,” ungkap kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini, singkat, ” mohon doanya,” lanjutnya.

Hal ini juga dikonfirmasi salah seorang santri Ma’had Aly Asshiddiqiyah, Muhammad Abror. “Iya benar (beliau wafat),” kata Abror, santri asal Brebes di Pesantren Asshiddiqiyah singkat.

Menurut kabar yang diterima NU Online, jenazah Kiai Noer Iskandar saat ini disemayamkan di kompleks Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya.

KH Noer Muhammad Iskandar SQ adalah kiai kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur pada 5 Juli 1955. Selain pengasuh pesantren di tengah kota di Jakarta, ia dikenal sebagai dai kondang.

KH Noer Muhammad Iskandar memulai pendidikannya di pesantren tradisional Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur, yang langsung di asuh oleh ayahnya sendiri KH Iskandar.

Setelah menamatkan pendidikan dasar di madrasah ibtidaiyah, tahun 1967 beliau melanjutkan ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, yang pada waktu itu di asuh oleh KH Mahrus Aly.

Di Pondok Pesantren Lirboyo beliau pernah memimpin ikatan santri Banyuwangi. Pada tahun 1974 beliau lulus dari Pondok Pesantren Lirboyo kemudian melanjutkan kuliah di PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Jakarta.

Dikutip dari laman resmi Pesantren Asshidiqiyah, Kiai Noer Muhammad Iskandar merupakan sosok ulama yang sukses membangun tradisi keilmuan pesantren di jantung ibu kota Jakarta.

Upaya membangun pesantren di ibukota bukan tanpa perjuangan. Perjalanan dan perjuangan panjang pun harus dilalui dengan berbagai tantangan yang berat.

Namun berkat dukungan dan dorongan yang begitu kuat dari Kyai Mahrus Ali, Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Kiai Noer Muhammad Iskandar, SQ pun berhasil.

Kiai Noer Muhammad Iskandar menikah dengan Ibu Hj Siti Nur Jazilah, putri KH Mashudi asal Tumpang, Malang, Jawa Timur. Ibu Hj Nur Jazilah pernah memimpin pondok pesantren putri Cukir, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Bersama dengan beberapa teman, KH Noer Muhammad Iskandar mendirikan Yayasan Al-Muchlisin di Pluit sebelumnya menempati sebidang tanah di bilangan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Beliau mulai merintis lembaga pendidikan pesantren seadanya. Namanya Asshiddiqiyah.

Pesantren ini dirintis dengan keprihatinan, namun dalam keprihatinan ini ia punya keyakinan yang cukup kuat, bahwa kelak lembaga pendidikan ini akan bisa maju dan berkembang.

Bahkan kini, di Kedoya, dari lahan wakaf yang seluas 2000 meter, telah berkembang menjadi 2,4 ha, yang di Batu Ceper sudah berkembang menjadi enam hektare, yang di Cilamaya menjadi 11 Hektare dan yang di Cijeruk menjadi 42 hektare.

Semua cabang-cabang ini sudah dalam perencanaan besar untuk pengembangan Asshiddiqiyah masa depan. [NUOnline]