Muhammadiyah Bakal Tarik Dana Dari Bank Syariah BUMN Hasil Merger, Ini Alasannya

Pengurus Pusat Muhammadiyah mengkaji untuk menarik penempatan dana di Bank Syariah Indonesia (BSI), yakni bank hasil merger BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Dana institusi di bawah Muhammadiyah tersebut dipertimbangkan untuk dialihkan ke bank syariah lain di luar bank merger tersebut.

Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, kajian tersebut dinilai perlu setelah melihat BSI sudah menjadi bank syariah milik negara yang besar dan sangat kuat sehingga akan menjadi bank syariah terbesar di dunia.

Di sisi lain, Muhammadiyah memiliki komitmen memajukan ekonomi umat, termasuk memajukan bank milik umat baik bank umum syariah maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

“Oleh karena itu, kemungkinan sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia itu dengan memindahkan semua dana yang ditempatkan di bank tersebut ke mitra baru,” jelas Anwar Abbas dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (16/12).

Pengalihan itu bisa saja dilakukan ke bank syariah BUMN yang tidak ikut merger, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah, Uni Usaha Syariah (UUS) BPD, atau bank umum syariah dan UUS lainnya.

Anwar Abbas menambahkan, Pengurus Pusat Muhammadiyah akan segera membentuk tim khusus yang beranggotakan pakar keuangan, bankir, dan mantan bankir, serta mantan-mantan regulator untuk mempersiapkan penarikan dana tersebut.

Muhamadiyah akan memilih bank syariah sebagai mitra baru yang punya komitmen bersama Muhammadiyah untuk memajukan ekonomi umat dan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kami harapkan tim ini segera dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah supaya Muhammadiyah dalam waktu dekat sehingga tidak terlalu lama lama lagi sudah bisa menarik dan memindahkan semua dana dalam bentuk giro, tabungan dan deposito,” pungkas Anwar Abbas. {kontan}