WhatsApp sedang melakukan ubahan kebijakan soal privasi. Hal ini dinilai berpotensi mengganggu kenyamanan sebagian besar pengguna aplikasi chating tersebut.
Alhasil, sejumlah aplikasi serupa pun ramai dilirik oleh pengguna yang merasa khawatir privasinya akan dibagikan kepada Facebook.
Dilansir dari Daily Sabah pada Sabtu (16/1), salah satu aplikasi alternatif yang paling diminati adalah BiP. Aplikasi buatan operator seluler Turki Turkcell ini mengalami lonjakan pengguna. GM Murat Erkan menekankan BiP menjamin data pengguna serta keamanan dan privasi.
“Kami seperti lemari besi bank di sini; kami tidak melihat apa pun. Kami menyimpan data pengguna di brankas terenkripsi. Dan hanya pelanggan yang mengetahui kata sandinya dan hanya pengguna yang dapat membuka brankas itu sendiri. Jadi, pelanggan punya kunci brankas,” kata Erkan.
Dia percaya diri aplikasi BiP akan bisa bersaing dengan Telegram yang juga sama-sama mengalami lonjakan pengguna akibat rencana kebijakan baru WhatsApp.
Dalam beberapa hari terakhir, aplikasi ini mencatat jumlah unduhan dari sekitar 2 juta pengguna per hari. Dengan adanya gelombang migrasi besar-besaran, BiP mencatat per Jumat (15/1) aplikasi ini telah mengantongi sekitar 6,4 juta pengguna baru.
Hal ini pun membuat BiP jadi salah satu aplikasi pesan yang paling diminati saat ini seperti yang juga tengah dialami oleh Telegram.
Saat ini BiP mencatat jumlah total pengguna sebanyak 60 juta orang. Diperkirakan, dalam beberapa bulan kedepan, jumlah itu akan melonjak hingga 100 juta pengguna yang tersebar di 192 negara.
Aplikasi ini merupakan aplikasi yang telah dihadirkan sejak 2013. Reputasinya soal kemaanan privasi pun membuat aplikasi ini sangat diminati di Eropa. Sejumlah negara yang sangat familiar dengan apliasi ini adalah Jerman dan Prancis.
Sepanjang 2020, BiP mencatat bahwa aplikasi ini telah digunakan untuk mengirimkan 140 miliar pesan. Soal catatan percakapan suara, aplikasi ini mengantongi durasi panggilan sebanyak 2 miliar menit. Sedangkan catatan video call telah mencapai 150 juta menit.
Erkan kembali menekankan pentingnya keamanan data bagi institusi dan keamanan nasional. “Data Turki harus tetap di Turki,” kata dia
Mengingat bahwa layanan selain BiP menyimpan datanya di luar negeri, Erkan mengatakan BiP menyimpan data yang dienkripsi di pusat data sendiri. “Kami memiliki algoritma enkripsi. Bahkan karyawan kami tidak dapat mengaksesnya. ”
“WhatsApp mengambil data Anda dan berkata, ‘Saya akan membagikannya dengan Facebook.’ Ini adalah situasi yang sangat salah. WhatsApp akan membagikannya dengan Facebook hari ini dan dengan orang lain besok. Sama seperti Anda menjaga uang Anda, dompet Anda, Anda harus menjaga data Anda, “katanya.
Dia menegaskan BiP tidak memiliki masalah infrastruktur apa pun meski permintaan tinggi, yang menurutnya telah meningkat sepuluh kali lipat. Penggunaannya meningkat 12-14 kali lipat seiring dengan peningkatan kapasitas. {republika}