News  

Ogah Rugi Karena Harga Melonjak, Pedagang Daging Sapi Jabodetabek Pilih Mogok Jualan

Pedagang daging sapi se-Jabodetabek melakukan aksi mogok jualan pada Rabu (20/1). Aksi ini sebagai bentuk protes dari tingginya harga daging sapi di rumah potong maupun feedloter atau perusahaan penggemukan sapi.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Toha mengatakan kepada CNBC Indonesia, salah satu alasannya memilih tak berjualan hari ini karena tak mau lagi merugi.

Sebab selama ini pendapatan yang didapat dari berjualan daging tak bisa lagi dibeli untuk membeli daging yang harganya terus naik. Bila diteruskan, maka ia semakin tekor.

“Kenaikan harga itu sudah dari sapi hidup Australia, saya kan tingkat pengeteng (pengecer) sudah dari pemotong dapat harga Rp 115 ribu per kg daging murni belum lain, padahal biasa kita jual Rp 110-115 ribu per kg (ke konsumen), terus kita jual berapa Rp 120-130 ribu? mampu nggak pembeli beli?” keluh Toha kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/1).

Ia mengatakan bila harga daging di tingkat konsumen saja sudah Rp 130 ribu maka akan sulit pedagang menjualnya. Toha mengatakan lonjakan harga ini sudah terjadi sejak awal tahun baru.

“Kenaikan dari harga Rp115-120 ribu ke Rp 130 ribu sudah dari tahun baru dengan kualitas daging murni,” katanya.

Hari ini, pedagang daging sapi di Jabodetabek kompak melakukan aksi mogok jualan sebagai imbas naiknya harga. Semula, rencana ini bakal berlangsung tiga hari atau hingga lusa, Jumat (22/1/21) tapi rencana ini urung dilakukan.

Hal ini karena pada Selasa Malam (19/1)ada pertemuan di antara pelaku industri daging sapi dan kementerian perdagangan (Kemendag).

Namun, karena surat edaran mogok dari asosiasi pedagang daging Indonesia (APDI)) sudah telanjur menyebar, maka pada Rabu (20/1) mayoritas pedagang tetap memilih mogok jualan.

Ketua APDI Asnawi memperkirakan pada hari ini mayoritas pedagang tetap tak berjualan meski aksi mogok sudah dicabut. Sehingga pada Kamis (21/1), pedagang daging daging kemungkinan akan kembali berjualan. {CNBC}