News  

Penanganan Pandemi Bagus, China dana Vietnam Terbebas Dari Jerat Resesi

Pandemi COVID-19 sudah menjangkit dunia selama hampir satu tahun. Keberadaan wabah berkepanjangan ini telah menyebabkan ekonomi hampir semua negara terperosok dan jatuh ke jurang resesi.

Meski begitu, di tengah tren negatif tersebut rupanya ada dua negara yang tak terkena resesi alias minusnya ekonomi dua kuartal berturut-turut. Kedua negara yakni China dan Vietnam. China sendiri merupakan negara pertama tempat munculnya virus corona.

Berdasarkan data perekonomian global, China diketahui hanya merasakan ekonomi minus di kuartal pertama, yakni negatif 6,8 persen. Selanjutnya, ekonomi mereka bergerak naik ke 3,2 persen di kuartal kedua, kemudian 4,9 persen di kuartal III, dan ditutup 2,3 persen di kuartal terakhir 2020.

Sedangkan Vietnam, merasakan tren positif sepanjang tahun. Dengan rincian berturut-turut yakin 3,8 persen, 0,4 persen, 2,6 persen, dan 4,5 persen.

Selebihnya, beberapa sebagian besar negara sudah mengalami resesi. Spanyol dengan minus 22,1 persen di kuartal II dan minus 9 persen di kuartal III.

Begitu pula Prancis yang kuartal II dan III masing-masing minus 18,9 persen serta minus 3,9 persen. Italia mencatatkan minus 18 dan minus 5 untuk dua kuartal itu.

Kemudian Meksiko di angka minus 18,7 dan minus 8,6 di dua kuartal tersebut. Singapura minus 13,3 dan minus 5,8 dan Indonesia sendiri tercatat minus 5,3 dan minus 3,45 persen.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, kedua negara ini bisa lepas dari jerat resesi terutama karena bagusnya penanganan pandemi. Termasuk pengambilan berbagai kebijakan dan stimulus yang cepat terlaksana.

“Karena China dan Vietnam mampu menanggulangi pandemi secara cepat,” jelas Piter kepada kumparan, Kamis (4/2).

Sebagai gambaran, Vietnam sendiri disebut-sebut sebagai negara dengan kinerja ekonomi terbaik di Asia pada tahun 2020. Ini karena mengantongi tren positif sepanjang kuartal.

International Monetary Fund AS mencatat Vietnam bahkan unggul dalam penanganan COVID-19 dibanding China. Kondisi itu juga disokong baiknya kinerja sektor manufaktur, jasa, serta ekspor Vietnam.

Sementara China diketahui sejak awal langsung mengambil langkah tegas lewat kebijakan lockdown. Pembatasan ekstra ketat itu berlaku sepanjang 3 bulan awal 2020.

Setelah itu, aktivitas perekonomian di sana mulai kembali bergerak memasuki April 2020. Inilah yang kemudian membuat pertumbuhan ekonomi kuartal dua mereka terkerek. {kumparan}