Tekno  

Mengenal Clubhouse, Aplikasi Yang Sedang Populer dan Baru Tersedia di iPhone

Aplikasi Clubhouse kian populer setelah digunakan oleh CEO Tesla Elon Musk. Sejumlah tokoh dan artis papan atas juga diketahui menggunakan aplikasi yang dinilai ‘eksklusif’ itu untuk berbincang dengan para pengguna lain.

Didirikan pada 2020, Clubhouse dengan cepat membangun reputasi sebagai tempat bagi orang-orang untuk bertemu, berbicara, dan berbagi ide.

Clubhouse memungkinkan pengguna membuat dan bergabung ke dalam ‘ruang’, tempat untuk mengobrol dengan orang lain dalam panggilan konferensi yang besar.

Clubhouse dikembangkan perusahaan Alpha Exploration Co., yang mendapat investasi US$12 juta atau sekitar Rp168 miliar dari ventura Andreessen Horowitz.

Tidak ada gambar, video, atau bahkan teks di dalam aplikasi Clubhouse, hanya audio. Pengguna dapat bergabung dan meninggalkan panggilan kapan saja, serta mengubah ruangan mana pun menjadi aula rapat umum.

Melansir Business Insider, Clubhouse bersifat khusus undangan, artinya siapa pun yang ingin bergabung harus “dibawa” oleh seseorang yang sudah memiliki akun.

Orang yang belum bisa bergabung masih dapat mengunduh aplikasi dan memasukkan namanya dalam daftar tunggu, meski tidak ada jaminan bahwa akan mendapatkan akun dengan cara itu. Selain itu, Clubhouse saat ini hanya tersedia untuk pengguna iPhone.

CEO Clubhouse Paul Davidson mengatakan bahwa Clubhouse bakal terbuka untuk semua orang, termasuk pengguna Android.

Saat ini, siapa pun pengguna aplikasi Clubhouse di iPhone yang berhasil menerima undangan hanya diberi dua undangan lain, yang kemudian dapat mereka berikan kepada orang lain.

Clubhouse memiliki tampilan yang sederhana. Pengguna akan disajikan dengan daftar ruang, serta daftar yang menunjukkan siapa yang ada di setiap ruang itu. Setiap pengguna dapat bergabung ke ruang dengan mengetuknya atau membuat ruang sendiri.

Saat ini, sebagian besar ruang Clubhouse memiliki suasana seperti TED Talk, yaknu dengan satu pengguna berbicara dan semua orang mendengarkan. Namun, pengguna lain dapat bergabung dalam percakapan jika dianggap pantas oleh moderator.

Aplikasi, yang hanya tersedia di perangkat Apple, berkembang dengan konsep FOMO – takut ketinggalan. Jika Anda tidak online saat percakapan terjadi, Anda melewatkannya.

Aljazeera memberitakan, aplikasi Clubhouse seperti podcast yang sedang berlangsung karena ada kemungkinan bagi pendengar untuk ikut serta.

Setiap pengguna dapat memulai atau mendengarkan percakapan di ‘ruang’ digital, mulai dari obrolan seseorang yang terkenal hingga obrolan dalam kelompok kecil. Popularitas Clubhouse membuat Facebook berencana membangun versinya sendiri.

Aplikasi Clubhouse berkembang dengan konsep FOMO alias takut ketinggalan. Jadi, pengguna yang tidak online saat percakapan terjadi bakal melewatkan perbincangan yang terjadi.

Berdasarkan data, Clubhouse telah digunakan oleh sekitar dua juta orang setiap minggu dalam beberapa pekan terakhir. Kapasitas ruang di Clubhouse saat ini masih dibatasi hingga 5.000 orang.

Saat ini, Clubhouse telah bernilai US$1 miliar atau sekitar atau sekitar Rp13,9 triliun (kurs Rp13.900). Clubhouse juga telah mendapat pendanaan dari 180 investor. {CNN}