News  

Jika Ikut di Pilpres 2024, Jokowi Diprediksi Bakal Menang Lagi

Joko Widodo diprediksi masih jadi kandidat favorit jika bisa mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2024. Elektabilitas Jokowi masih paling tinggi di antara calon-calon potensial lainnya.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat elektabilitas Jokowi saat ini mencapai 18 persen. Hanya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menempel Jokowi dengan elektabilitas 12 persen.

“Masih nama-nama populer yang selama ini kita dengar yang muncul. Pertama, Pak Jokowi 18 persen, Prabowo 12 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam jumpa pers daring, Senin (22/2).

Di posisi ketiga, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabitas 5,7 persen. Kemudian ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabitas 3,5 persen.

LSI coba melakukan survei dengan menghilangkan Jokowi dari daftar nama kandidat. Sebab Jokowi tak bisa maju kembali lantaran telah menjabat selama dua periode.

Pada simulasi 29 nama, 14 nama, dan 10 nama, Prabowo jadi yang paling perkasa. Ia selalu berada di puncak dengan tingkat keterpilihan di atas 20 persen.

Sementara itu, dua nama bersaing ketat. Ganjar selalu menempati urutan kedua saat Jokowi tak masuk daftar kandidat. Sementara Anies harus puas di posisi ketiga.

“Kalau nama Pak Jokowi tidak dimasukkan ke dalam simulasi, maka suara Pak Jokowi itu menjadi menyebar. Belum ke satu calon tertentu kalau kita perhatikan, tetapi paling banyak itu ke Pak Ganjar,” ujarnya.

Survei melibatkan 1.200 responden yang dipilih lewat metode multi stage random sampling. Survei mencantumkan margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Jokowi tidak bisa menambah masa jabatan sebagai presiden lantaran kepemimpinan pemerintah Indonesia dibatasi dua periode.

Namun belakangan sempat muncul usulan, salah satunya dari kader Gerindra Arief Poyuono, amandemen UUD 1945 agar Jokowi bisa kembali maju sebagai calon presiden pada 2024 untuk periode ketiga.

Poyuono menilai ketua umum partainya, Prabowo Subianto, tak akan mampu menjadi presiden karena bakal kewalahan menghadapi dampak pandemi yang diprediksi berlangsung lama.

“Enggak mampu dia [Prabowo jadi presiden] dalam menghadapi keadaan seperti ini dan pasti kalau dia [Prabowo] maju lawan Jokowi, pasti dia [Prabowo] kalah,” kata Poyuono saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (17/2). {CNN}