News  

Bripka CS Salahgunakan Senjata Api, GMNI: Evaluasi Psikologis Menyeluruh Pelaku dan Atasan

Polda Metro Jaya menetapkan oknum polisi bernisial CS sebagai tersangka penembakan yang menewaskan tiga orang di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Bripka CS ditetapkan setelah polisi melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DKI Jakarta menyoriti hal tersebut.

Ketua GMNI DKI Jakarta menyarankan agar jajaran Kapolda Metro Jaya melakukan evaluasi psikologis dan terhadap anggotanya. Khususnya yang memegang senjata api agar kasus penembakan sebagaimana yang dilakukan Bripka CS tak terulang.

“Hal seperti ini bisa terjadi lagi-lagi masalahnya arogansi dan ketidak disiplinan anggota. Selain itu, Kapolda harusnya memperhatikan kesehatan mental dan jasmani para anggotanya. Kalau tidak melakukan itu, artinya pimpinannya abai dan juga wajib dikenai sanksi,” katanya.

Teofilus Mian Parluhutan selaku Ketua Bidang Analisis Kebijakan Publik GMNI DKI Jakarta  menambahkan dalam kasus penyalahgunaan senjata api, ia mengatakan, tidak cukup hanya mengevaluasi anggota. Atasan dan jajarannya juga harus ikut dievaluasi. Tujuannya, agar insiden serupa tidak terulang.

“Apakah pimpinannya sudah memastikan kalau anggota tersebut sehat mental maupun jasmaninya? Apalagi beban tugas seorang polisi di lapangan juga sangat berat. Ini yang berpotensi memengaruhi kondisi mental dan psikis anggota. Atau, jangan-jangan pimpinannya tidak melakukan kontrol tersebut karena ada pertimbangan-pertimbangan lain?” kata Teofilus.

Teofilus menambahkan, hal ini harus dituntaskan secara transparan bukan hanya fokus pada oknum pelaku, tetapi evaluasi penuh satuan terkait.

“Mengapa ini perlu dilakukan? Tentu saja untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian, Agar Konsep POLRI PRESISI yang dijelaskan oleh Pak Kapolri saat Fit and Proper Test di DPR kemarin bukan jargon semata ” kata dia.

Teofilus menekankan pentingnya evaluasi terhadap persoalan disiplin di kalangan POLRI , Ia berharap, kasus penembakan ini menjadi pelajaran bagi institusi POLRI.

“Penggunaan senpi harus diawasi dengan ketat dan harus lulus tes psikologis, dilengkapi dengan surat tugas sesuai penugasan” tegas Teofilus

Edgar Jhosua Silalahi juga berharap agar Kapolda Metro Jaya agar mengawal penyelidikan secara serius dan transparan agar permasalahan ini tetap pada hukum yang berkeadilan.

“Kami berharap komitmen bersama semua pihak terutama dari pihak kepolisian , agar perkara ini bisa terungkap dan diselesaikan sesuai aturan hukum yang berlaku,”  tutup Edger