News  

Jangankan Tiga Periode, Dua Periode Pun Rakyat Tidak Mau

Belum ada alasan logis dan ilmiah wacana presiden tiga periode. Jalan periode kedua saja, rakyat sudah tidak kuat.

Adakah yang bisa menjelaskan keberhasilan rezim ini secara ilmiah? Misalnya, ekonomi mengalami lompatan 7% bukan malah terjun bebas, minus 5%.

Ketergantungan negara terhadap utang bukannya berkurang, malah semakin ugal-ugalan. Parlemen lemah. DPR ‘dikangkangi’ UU No 2 tahun 2020 tentang Corona.

Hukum parah. Tajam ke oposisi tumpul ke koalisi. Diskriminasi dan kriminalisasi. HRS ditangkap. FPI dibubarkan. Laskarnya dibunuh. Sidang online. Kenapa takut sidang offline? Kedzaliman yang bagaimana lagi yang hendak kalian sembunyikan? Menguatkan asumsi hukum pesanan cukong dan penista agama.

Korupsi makin menggurita. BUMN collapse, terjerat utang dan core business diambil alih swasta. Sistem ekonomi kapitalistik dan liberalistik.

Sistem multi partai mengarah partai tunggal. Partai dan ketua umum terkooptasi oleh oligarki politik rasa RRC dan politik penuh rasa kebencian dan permusuhan terhadap agama mayoritas.

Petugas partai hanya melaksanakan skenario sesuai agenda pemodal dan operator. Komandan operator lapangan geng jenderal merah.

Kalau ada rakyat yang mau tiga periode. Rakyat yang mana? Jangan mempolitisasi ‘keluguan’ rakyat dengan janji-janji palsu dan penggiringan opini melalui lembaga survei, politisi dan pengamat partisan.

Pilpres 2014 dan 2019 juga rakyat meragukan berlangsung secara jujur dan adil. Bagaimana mungkin minta tiga periode ketika Pilpres ditengarai penuh kecurangan dan banyak pemilih siluman. Ketiadaan prestasi dan reputasi kecuali hanya menjalankan agenda politik mafia taipan cukong dan jenderal merah.

Bandung, 7 Sya’ban 1442/21 Maret 2020
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial