News  

Nganggur Karena Pandemi, Bule Ini Buka Warung Makan Masakan Belgia di Yogya

Dampak pandemi corona begitu terasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Begitu pula yang dirasakan Michael van Den Bremt (48) warga negara Belgia itu harus menganggur karena pandemi. Sebelumnya, selama 21 tahun dia bekerja di bidang agen wisata di Bali.

“Tidak ada kerja. Saya kerja di pariwisata dulu. Istri saya di event. Sama-sama tidak ada kerjaan lagi dari April 2020 terus ya ini (buka warung),” kata Michael ditemui Jumat (26/3) lalu.

Lantaran tak ada pekerjaan, istri Michael yang asli Kendal, Jawa Tengah, Veronica Tri Haryanti (29) memutuskan membuka warung dengan nama Chicken Shack di kawasan Tirtodipuran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

“Ini sebenarnya bisnis istri saya yang punya. Karena aku orang Belgia hobi masak ya di menu makanannya campur. Profil makanan Belgia karena belum ada di Yogya yang makanan khas Belgia,” ujarnya.

Tak hanya sekadar membagikan resep untuk sang istri, Michael juga turun langsung dalam mempersiapkan warung. Dia sendiri yang membongkar bangunan warung sewaan yang sebelumnya tak layak ini hingga menjadi lebih bagus.

“Kita juga renovasi sendiri. Saya jadi kernet tukang. Tetangga heran ini ada bule kerja keras. Semua ini tanah, rumput, cat, semua kita sendiri,” ujarnya.

Selama 4 bulan terakhir berdiri usaha sang istri ini mampu untuk menyambung hidup. Meski dia mengakui penghasilan yang didapat tidak terlalu banyak.

“Sementara bisa tutup ongkos semua, sekarang sudah bersyukur dalam corona ini bisa begitu,” kata Michael yang fasih Bahasa Indonesia ini.

Kepada sang istri, dia turunkan resep makanan rumahan di Belgia. Menurut Michael apa yang disajikan di warungnya ini adalah makanan yang biasa ibunya masak untuknya.

Sejumlah menu yang disajikan seperti Roasted Chicken, Vol-au-vent, Belgium Stew, Belgium Meatballs In Tomatoes Sauce. Dia menjamin rasa masakan ini asli seperti di Belgia. Namun tetap halal.

Resep ini menurutnya juga tidak sembarangan lantaran turun menurun dari neneknya, ibu, hingga Michael.

“Comfort food, ini warung bukan restoran. Makanan rumahan di Belgia. Makanan waktu saya kecil suka sekali. Setiap hari Minggu pasti ada ayam,” ujarnya.

Di sisi lain, Michael bercerita selama 21 tahun di Indonesia, pandemi corona merupakan cobaan terberat baginya. Terutama untuk sektor pariwisata.

Dahulu dia berpikir bahwa tragedi bom Bali tahun 2003 merupakan cobaan terberat bagi wisata di Bali. Namun ternyata pandemi corona jauh lebih dahsyat dampaknya.

“Ini belum terjadi dalam hidup yang rasanya begini. Dulu ada bom Bali rasanya besar (dampaknya) tahun 2003 habis bom. Tapi itu cuma sebentar. Kalau sekarang ya seluruh dunia kan. Dan orang yang kerja di pariwisata seluruh Indonesia, dunia susah sekali. Mereka mungkin sektor terakhir yang bangkit ya,” ujarnya.

Pria yang sejak 2016 tinggal di Yogyakarta ini berharap kondisi pandemi corona bisa segera berakhir. Ketika kondisi kembali normal dia ingin kembali bekerja di bidangnya yaitu pariwisata. {kumparan}