News  

Bukan Cuma Komandan Brimob, 20 Anggota Juga Ikut Meriang Usai Divaksin. Polda Maluku: Itu Normal

Sejumlah fakta baru terkuak dari kasus komandan kompi di Batalyon A Satuan Brimob Polda Maluku, Iptu LT. Iptu LT meninggal dunia lima hari setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca dan sempat mengalami meriang usai disuntik.

Ternyata tak hanya Iptu LT, puluhan anggota kepolisian di Polda Maluku juga merasakan gejala meriang usai disuntik vaksin AstraZeneca. Polisi menyebut gejala tersebut adalah hal normal.

20-an polisi juga meriang

Gejala meriang seperti yang dirasakan Iptu LT ternyata juga dialami puluhan anggota di Polda Maluku.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengatakan, mereka sama-sama disuntik vaksin AstraZeneca pada 30 Maret 2021 lalu. Saat itu, ada sekitar 1.500 anggota yang menjalani penyuntikan vaksin.

“Ada 20-an anggota kami yang alami meriang setelah vaksinasi massal itu, salah satunya Iptu LT, jadi ada banyak bukan LT sendiri,” kata Roem, kepada Kompas.com via telepon seluler, Senin (5/4/2021).

Gejala meriang menurutnya adalah hal yang wajar masuk dalam kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Namun kondisi mereka kini sudah tidak meriang lagi dan bekerja seperti biasa.

Diduga kuat meninggal bukan akibat vaksin

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Safari menduga meninggalnya Iptu LT bukan karena vaksin.

“Kuat dugaan sebab meninggal bukan akibat vaksinasi,” ujar Hindra saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Masyarakat, kata dia, tetap memerlukan vaksin untuk memutus penularan Covid-19.

“Karena kalau kita menghentikan, padahal virus masih menewaskan masyarakat setiap hari sampai saat ini, maka dalam perang melawan virus ini, kita masih perlu waktu lebih panjang lagi untuk memenangkannya,” pungkasnya.

Meninggal karena positif Covid-19

Juru bicara Satgas Covid-19 Maluku, dr Doni Rerung juga mengatakan hal serupa. Iptu LT meninggal bukan karena vaksin, namun karena terpapar Covid-19.

Dia menceritakan bahwa jenazah sempat dipindahkan dari RS Bhayangkara Polda Maluku ke RSUD M Haulussy Ambon. Di RSUD, petugas melakukan tes cepat molekuler terhadap jenazah Iptu LT.

“Hasilnya positif Covid-19. Jadi itu penyebabnya,” kata Doni kepada Kompas.com via telepon seluler, Minggu malam.

Makam Keluarga Tak Terpakai

Meninggalnya Iptu LT menyisakan kesedihan bagi pihak keluarga. Sebab, keluarga sebetulnya sudah menyiapkan tempat pemakaman namun akhirnya tidak terpakai.

“Itu yang membuat kami sedih, padahal kita sudah gali kubur di sini. Kami sejujurnya sangat kecewa karena informasi dari Ambon kita dapat sudah siang padahal adik saya meninggal sejak pagi,” ungkap kakak Komandan Brimob, James Tenine, Senin (5/4/2021).

Selain itu, keluarga juga tak bisa menyaksikan almarhum Iptu LT untuk terakhir karena pemakaman dilangsungkan dengan protokol Covid-19.

“Kalau infonya dari pagi kita bisa carter speedboat, tapi ini sudah siang. Lalu yang buat kita sedih itu karena tidak bisa melihat almarhum,” ungkapnya.

Meninggal lima hari usai disuntik vaksin AstraZeneca

Sehari kemudian, LT mengalami meriang hingga berobat ke rumah sakit. Tim medis menyatakan tidak ada penyakit yang dialami LT. Pada Minggu (4/3/2021) atau lima hari setelah menjalani vaksinasi, istri menemukan Iptu LT terduduk lemas di sofa.

Saat dibawa ke rumah sakit, LT sudah dalam kondisi tak bernyawa. Malam sebelum meninggal, komandan Brimob itu sempat mengeluhkan sesak napas. {kompas}