News  

Munisa Rabbimova, Pesilat Uzbekistan Yang Terseret Kasus Suap Edhy Prabowo

Nama Munisa Rabbimova Azim Kizi ikut terseret dalam kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster, Edhy Prabowo. Atlet silat asal Uzbekistan itu diduga turut menikmati ‘uang panas’ tersebut.

Munisa diduga menerima uang lewat jasa pengiriman uang Western Union sekitar akhir Oktober 2020. Sebagai informasi, Edhy Prabowo pernah berkecimpung di dunia silat dengan menjadi pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

“Pada 28 dan 29 Oktober 2020, Terdakwa melalui Amiril Mukminin dan Ainul Faqih melakukan pengiriman uang melalui Western Union sebanyak 3 kali.

Dengan jumlah seluruhnya USD 5.000 kepada Munisa Rabbimova Azim Kizi dengan source fund tabungan dan purpose fund dana atas pembayaran barang dan jasa/ transaksi komersial answer,” kata Jaksa KPK saat membacakan dakwaan Edhy di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (15/4).

Lantas, siapakah sebenarnya Munisa Rabbimova Azim Kizi?

Munisa adalah atlet silat wanita asal Uzbekistan. Wanita yang memiliki paras cantik itu lahir pada 24 Desember 1997.

Masa remaja Munisa memang sudah dihabiskan dengan olahraga bela diri silat. Sayang, di negara asalnya olahraga ini tidak terlalu dikenal banyak orang.

Pada 2018 lalu, Munisa membawa nama Uzbekistan di Asian Games 2018 Indonesia cabor pencak silat. Ia harus berhadapan dengan wakil-wakil kuat Tanah Air mengingat pencak silat adalah olahraga asli Indonesia.

Saat itu, Munisa mengusung misi berat. Sebagai atlet wanita asal Uzbekistan satu-satunya yang turun ke cabor pencak silat, Munisa berambisi untuk memboyong medali emas.

Kendati demikian, langkahnya harus terhenti di tangan wakil pesilat asal Vietnam, Thi Them Tran. Di fase perempat final B, Munisa kalah K.O usai dibanting Tran, yang menyebabkan tangan kanannya terkilir.

Tim medis kala itu sudah menyatakan Munisa tak mampu melanjutkan pertandingan. Namun, wanita 23 tahun ini tetap keras kepala ingin bertanding.

Munisa akhirnya melayangkan protes, tetapi tak dikabulkan tim juri. Ia pun harus menerima kenyataan gagal melaju ke final serta pulang dengan tangan hampa. {kumparan}