News  

100 Tahun Pak Harto

Saya mengenal pak Harto melalui almarhum bapak saya yang menjadi menteri beliau di kabinet pembangunan jaman orde baru. Salah satu hal kecil yang saya tiru dari pak Harto adalah ketika saya menikah beliau tidak bisa datang ke Bandung tetapi beliau memberikan saya kado pernikahan berupa tea set lengkap yang cantik.

Sampai sekarang saya sering memberi kado pernikahan kepada teman dekat saya berupa tea set cantik (yang pasti tidak semahal yang pak Harto hadiahkan).

Dari almarhum bapak saya mengenal pak Harto sebagai pribadi yang sederhana. Rada aneh untuk seorang diktator yang katanya hartanya berlimpah dari hasil korupsi. Sehari-hari pak harto hanya makan masakan rumah yang sederhana selayaknya orang Jawa pada umumnya. Rumah pribadi beliau di jalan Cendana juga sederhana tidak seperti Sadam Hussein yang punya istana megah.

Dalam berdinas pak Harto lebih sering memakai safari dan batik biasa yang di pakai berulang–ulang. Kalau beliau ulang tahun hanya dirayakan secara sederhana dengan keluarga terdekat dirumah. Sekali lagi beliau bukan lah seperti diktator dunia lainnya yang berperilaku hedonis seperti Marcos, Ceausescu atau Pinochet.

Pak Harto meninggal tahun 2008 sewaktu saya masih jadi tukang insinyur di kontraktor migas. Sebelah kantor saya ada warteg sederhana tempat kita nongkrong, ngopi dan makan. Sewaktu pak Harto meninggal, si mbok’e yang punya warung menyalakan TV kecil butut yang setahu saya tidak pernah nyala sebelumnya.

Dengan sinyal seadanya dari antene murahan si mbok’e ngotot pengen nonton prosesi pemakaman pak Harto dari pagi sampai siang. Si mbok’e sambil setengah hati melayani kita sering kali menatap TV dengan wajah memelas dan mata berkaca.

Dengan segudang hujatan kepada pak Harto banyak yang tidak pernah mengetahui prestasi beliau sebagai presiden selama 32 tahun. Kalau saya bikin list nya disini kasihan pembaca nanti bosan. Banyak juga yang skeptis dan tidak mau percaya. Apalagi pihak sok reformis yang klaimnya paling suci dan selalu membela rakyat. Tapi tidak sedikit pula yang dulu paling lantang dan paling depan demo tahun 1998 malah sekarang bersimpati terhadap prestasi pak Harto membangun bangsa ini.

Sebagai seorang menteri Koperasi jaman orde baru, bapak saya merasakan secara langsung bagaimana pak Harto sangat peduli terhadap rakyat kecil khusus nya petani–petani di tingkat akar rumput. Koperasi bagi pak Harto adalah wujud nyata dari amanat PANCASILA dan UUD 45 untuk mensejahterakan rakyat kecil sesuai dengan pemikiran dari arsitek ekonomi bangsa Bung Hatta. Memang pada jaman orde baru gerakan Koperasi masih belum sempurna dan ideal, tapi setidak nya negara hadir dalam mengangkat harkat dan martabat ekonomi rakyat kecil.

Selama pak Harto berkuasa, sering sekali beliau turun ke sawah dan menemui secara langsung petani–petani yang tergabung dalam kelompencapir. Sampai kita bosen nonton nya di TVRI lihat beliau berdialog dengan petani–petani di desa–desa. Kalaupun dialog tersebut kata nya sudah di setting, setidaknya isi dari dialog tersebut bermanfaat untuk menaikkan hasil panen dari produksi beras secara nasional dan menguatkan ketahanan pangan bangsa.

Bahkan beliau sering melakukan blusukan ke masyarakat bawah tanpa diberitakan oleh pers dan buzzer. Dokumentasi itu baru di release oleh pihak istana beberapa tahun setelah pak Harto meninggal. Jauh dari sifat politik pencitraan tokoh yang mendominasi media saat ini.

Pak Harto bukanlah seorang manusia sempurna selayak nya nabi-nabi. Banyak kekurangan dan kesalahan yang beliau lakukan semasa hidup nya. Tapi sudah menjadi tugas kita sebagai generasi penerus yang merasakan hasil dari pembangunan rezim orde baru ini melanjukan kerja keras beliau dan meninggalkan kejelekan nya.

Semakin saya melihat turun ke masyarakat semakin banyak saya melihat prestasi – prestasi dari kabinet pembangunan. Semakin saya lihat ke atas, semakin banyak saya melihat keburukan dari rezim orde baru tetap diwariskan sampai sekarang. Sampai saat ini saya belum menemukan kembali sosok pemimpin seperti beliau yang cocok untuk memimpin bumi Nusantara ini.

Selamat ulang tahun ke 100 pak Harto. Maaf kan saya yang hanya bisa menulis sedikit, terlalu banyak hasil positif dari kerja keras beliau, dan takut dibilang saya bikin propaganda untuk mengembalikan rezim orde baru. Semoga kami yang pernah merasakan hebat nya swasembada pangan dan pembangunan dapat meneruskan perjuangan pak Harto mensejahterakan rakyat dan membangun bangsa baik jiwa maupun raga nya.

Dan saya akan selalu mengingat quote singkat beliau: “Gusti Allah ora sare!”

Wirendra Tjakrawerdaja, Putra Orde Baru asal Cilacap