News  

Seberapa Kuat Jokowi Dan Para Pendukungnya Bertahan Sampai 2024?

Gaung turunkan Jokowi kembali bergema. Pasca BEM UI mengunggah poster “The King of Lip Service”, Jokowi raja pembual pada sabtu pekan lalu (26/6/21).

Hari ini, 5 Juli 2021 akan menjadi tonggak sejarah baru. Hari pertaubatan nasional atau hari pembangkangan nasional. Adalah TPUA atau Tim Pembela Ulama dan Aktivis pimpinan Prof. Eggi Sudjana Mastal menggugat Jokowi di PN Jakarta Pusat tentang dugaan Jokowi selaku Presiden telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam bentuk perbuatan tercela yang melanggar konstitusi.

Tidak mudah menjatuhkan Jokowi atau setidaknya Jokowi jatuh sendiri. Ada kekuatan negara besar ‘menahan’ kejatuhan Jokowi. Disamping itu, ada tanda-tanda retaknya pendukung Jokowi sudah mulai terbaca oleh publik.

Retaknya pendukung utama Jokowi disamping persoalan ekonomi, membuat kejatuhan Jokowi tinggal menunggu waktu. Sedangkan gelombang tuntutan rakyat dan mahasiswa terus menggema. Bisa-bisa Jokowi terjungkal sebelum 2024 akibat ‘perebutan’ pengaruh orang-orang disekitar Jokowi dan ekonomi terperosok ke dalam jurang.

Jokowi bisa bertahan hingga hari ini karena mendapat dukungan penuh dari China komunis. Ditambah dengan pendukung utama Jokowi dari kekuatan politik dalam negeri seperti PDIP faksi Ribka Tjiptaning, Golkar faksi LBP, NasDem faksi Johnny G Plate, PSI dan jaringan intelijen Hendropriyono. Selain itu, TNI dan Polri masih loyal ke Jokowi.

Pada periode pertama Jokowi, NasDem menjadi pendukung utama. Periode kedua Jokowi, NasDem tersingkir dari pendukung utama Jokowi. Apalagi Surya Paloh akhir-akhir ini jarang tampil di depan publik. Kabarnya sedang sakit.

Dimana posisi PDIP? Walaupun Jokowi kader PDIP, sebenarnya posisi Jokowi kalah pamor dengan Megawati. PDIP hanya menjadi kendaraan politik Jokowi dan para pendukung utama Jokowi. Disinilah kita melihat, mengapa Megawati kalah kuat dengan LBP. Terkadang kedua kubu ini diam-diam ‘saling serang’.

Saat ini menurut desas desus yang beredar, pendukung utama Jokowi sedang melakukan konsolidasi. Rumornya, untuk memperkuat skenario presiden tiga periode dan skenario darurat bila Jokowi benar-benar jatuh. Ya meminjam istilah Pengamat Politik dan Kebangsaan, M Rizal Fadillah, “semacam ‘super semar’ lah”.

LBP dan Hendropriyono menurut informasi yang beredar, semakin ‘berkuasa’. Indikasinya, penunjukan LBP sebagai Koordinator PPKM Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali. TNI dan Polri dalam kontrol penuh LBP. Sementara menantu Hendropriyono kabarnya akan ditunjuk sebagai Panglima TNI.

Masih menurut kabar burung, pergantian Panglima TNI akan diikuti dengan reshuffle kabinet jilid dua. Ada kemungkinan dua Menko akan diganti. Salahsatunya, Mahfud MD. Bahkan, kabarnya lagi Kepala BIN yang dekat dengan Megawati bakal digusur.

Pergantian pucuk pimpinan TNI akan diikuti pergantian KSAD dan Pangkostrad. Kabarnya, Dudung Abdurrahman akan naik jadi KSAD. Sementara posisi Pangkostrad akan dijabat menantu LBP, Maruli Simanjuntak.

Naiknya orang-orang dekat LBP dan Hendropriyono ditengarai sebagai benteng pengaman Jokowi. Bila keadaan mendesak dan emergency, bisa jadi dua kekuatan ini akan ‘mengambil alih’ kekuasaan secara diam-diam agar tidak menimbulkan gejolak politik dan sosial.

Inilah ironinya Indonesia. Mayoritas Islam tapi orang-orang di sekitar Jokowi dan jabatan strategis keamanan dalam negeri dan hukum dipegang oleh non muslim. Kalaupun orang Islam yang pegang, Islam KTP dan abangan yang kerap memusuhi Islam. Binaan Yahudi dan China komunis.

Ummat Islam seperti warga negara imigran. Dikejar-kejar dan akhirnya terusir. Sedangkan WNA China komunis, kabarnya kemarin (4/7) sebanyak 20 orang masuk Indonesia melalui Bandara Sultan Hasanuddin ditengah-tengah PPKM Darurat. Isunya kedatangan WNA China komunis secara besar-besaran merupakan bagian dari skenario bila kondisi Jokowi terdesak dan kepentingan China komunis terganggu.

Tidak heran bila rakyat beranggapan PPKM Darurat hanya untuk pembatasan pergerakan kaum muslimin. Contohnya; Habib Rizieq Shihab dijebloskan ke penjara dengan alasan yang tidak logis.

Hal inilah yang akan menjadi bom waktu. Memicu gelombang besar-besaran pemakzulan terhadap Jokowi. Tampaknya rakyat dan mahasiswa sudah mulai ‘siuman’.

Bandung, 23 Dzulqa’dah 1442/5 Juli 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial