News  

Kritik Paket Obat COVID-19 Gratis, Epidemiolog UI: Tidak Mendidik dan Potensi Membahayakan

Epidemiolog atau pakar wabah dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengkritik paket obat gratis untuk pasien Covid-19 yang sebelumnya digencarkan Presiden Jokowi.

Menurut Pandu Riono, paket obat gratis tersebut tidak mendidik dan berpotensi membahayakan. “Paket Obat Gratis tidak mendidik dan potensial membahayakan,” tulis Pandu Riono di akun Twitternya, Minggu, 18 Juli 2021.

Dia mencontohkan bahwa obat antibiotik rawan meningkatkan resistensi obat, padahal tidak semua orang perlu antibiotik. Pandu mengingatkan untuk merevisi paket obat gratis untuk pasien Covid-19.

“Misal obat antibiotik yg sangat rawan dapat meningkatkan resistensi obat. Padahal tidak semua orang perlu antibiotik, dan itu harus ada pemeriksaan lanjutan adakah infeksi sekunder? Perlu revisi,” tulis @drpriono1.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meluncurkan Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat, di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis. 15 Juli 2021.

“Dalam rangka mengurangi laju penularan Covid-19, kebijakan PPKM Darurat tidak terhindarkan. Pemerintah terus bekerja keras untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak.

Oleh karena itu, pemerintah memberi bantuan mulai hari ini berupa bantuan bahan pokok, sembako, lewat PKH [Program Keluarga Harapan] dan lewat Bantuan Sosial Tunai, serta bantuan paket vitamin dan obat-obatan,” kata Jokowi, dikutip dari Setkab.

Jokowi mengatakan ada tiga jenis kategori paket obat dan vitamin yang dibagikan. “Paket 1 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan hasil PCR positif namun tidak bergejala atau OTG,” kata dia.

Sementara itu, untuk paket kedua dan ketiga tidak bisa langsung dibagikan tanpa resep dokter.

“Paket kedua, berisi vitamin dan obat untuk warga yang hasil PCR-nya positif serta memiliki keluhan panas dan kehilangan indra penciuman. Paket ini membutuhkan konsultasi atau resep dokter.

Lalu paket 3, berisi vitamin dan obat untuk warga positif Covid-19 dengan keluhan panas dan batuk kering, sama butuh konsultasi dokter,” ujar Jokowi.

Presiden juga menegaskan jika obat-obatan tersebut tidak untuk diperjualbelikan. {pikiranrakyat}