Sepak Terjang Ruhut Sitompul dan Andi Arief di Panggung Politik Indonesia

Ketua Bappilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief dan kader PDIP Ruhut Sitompul baru-baru ini terlibat debat panas yang menyeret nama Kepala KSP Moeldoko. Lantas bagaimana sepak terjang Ruhut Sitompul dan Andi Arief di panggung politik nasional?

Dirangkum detikcom, Jumat (30/7/2021), berikut sepak terjang Ruhut Sitompul dan Andi Arief:

1. Ruhut Sitompul

Nama Ruhut Sitompul tak asing di Partai Demokrat. Sebab, Ruhut pernah menjadi Koordinator Polhukam Partai Demokrat. Sebelumnya, Ruhut merupakan kader Partai Golkar, lalu gabung Partai Demokrat sejak kepemimpinan Hadi Utomo.

“Saya gabung Partai Demokrat setelah Pak SBY jadi presiden, waktu Munas di Bali, waktu Pak Hadi Utomo jadi ketua umum,” kenang Ruhut, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (2/5/2018).

Ruhut dikenal sosok yang pasang badan untuk SBY. Dia kerap bilang soal potong kuping sampai potong leher untuk memastikan pimpinannya itu tak pernah terkait beragam isu miring, semisal kasus Century.

“Sudah dua periode jadi anjingnya SBY, tapi apa yang didapat?” kata Ruhut.

Ruhut sempat bergabung dengan timses Anas Urbaningrum di Kongres Partai Demokrat tahun 2010, namun ia juga salah satu yang menggulingkan Anas lewat Kongres Luar Biasa Partai Demokrat. Selain itu, ia juga pernah menjabat koordinator juru bicara Partai Demokrat.

Ruhut Sitompul juga mendukung Presiden Joko Widodo sejak Pilpres 2014. Tak hanya di tim kampanye nasional, Ruhut juga bergabung di tim Luhut Binsar Pandjaitan yang bernama Bravo 5.

“Saya ini melanjutkan mendukung Pak Jokowi,” ujar Ruhut di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (29/8).

Ruhut kini telah meninggalkan Partai Demokrat dan terlibat debat sengit dengan kader mantan partainya. Ruhut Sitompul kini merupakan kader PDIP.

2. Andi Arief

Andi Arief kini menjabat Ketua Bappilu Partai Demokrat. Andi diketahui mengenyam pendidikan di FISIP Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sebelum menjabat Ketua Bappilu, Andi Arief memegang jabatan Wasekjen Partai Demokrat.

Saat kuliah, Andi Arief merupakan aktivis yang getol demo. Kala menjadi Ketua Senat Mahasiswa FISIP UGM 1993-1994, dia dengan sejumlah aktivis mahasiswa membentuk Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima).

Pada 1998, Andi termasuk salah satu di antara belasan aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.

SBY pernah menunjuk Andi Arief sebagai Komisaris PT Pos Indonesia. Pada 2008, atau setahun menjelang pilpres, Andi Arief menyatakan mundur.

Pada tahun yang sama, Andi Arief maju sebagai Wakil Gubernur Lampung berpasangan dengan alon Gubernur Muhajir Utomo dari jalur independen, namun pencalonannya kandas.

Kala SBY menjabat kedua kalinya sebagai presiden untuk periode 2009-2014, Andi Arief didapuk sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Agustus 2018, Andi Arief membuat heboh dunia politik Tanah Air setelah Demokrat-Gerindra tak menemui kata sepakat soal cawapres. Andi Arief menyebut Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto jenderal kardus.

Andi Arief juga pernah membuat cuitan tentang 7 kontainer surat suara tercoblos. Andi diduga menyebar berita bohong soal isu adanya tujuh kontainer yang membawa surat suara tercoblos.

Maret 2019, Andi Arief tersandung kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu dan ditangkap polisi. Andi Arief kemudian menjalani proses rehabilitasi. {detik}