News  

Terdampak Pandemi, Lion Air Group Bakal Rumahkan 35 Persen Dari 23 Ribu Karyawannya

Sektor penerbangan adalah salah satu sisi paling terdampak semenjak pandemi Covid-19. Hal itu membuat maskapai berusaha keras untuk bertahan. Namun, ada juga yang tidak kuat dan terpaksa merumahkan karyawannya.

Lion Air Group misalnya. Maskapai nasional itu terpaksa merumahkan karyawannya sebanyak 35 persen. Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menuturkan, merumahkan karyawan merupakan tindakan proaktif berdasarkan mitigasi guna menjaga kontinuitas perusahaan.

Saat ini secara bertahap, rata-rata operasional perusahaan hanya 10-15 persen dari kapasitas normal. Sebelum pandemi covid-19 rata-rata terdapat 1.400 penerbangan per hari. Dengan berkurangnya frekuensi penerbangan biaya-biaya yang harus ditanggung perusahaan cukup besar.

“Lion Air Group sedang menjalankan pemetaan agar lebih fokus penguatan di seluruh lini bisnis yang berdampak secara keseluruhan,” jelas Danang Mandala Prihantoro dalam keterangannya, Sabtu (31/7).

Danang menyebut, ada beberapa skema pemulihan yang ditempuh perusahaan untuk menjaga keberlangsungan usaha. Kini kondisinya, jumlah produksi pekerjaan dan sumber daya manusia tidak sesuai secara perhitungan.

Sehingga, pihak Lion Group memutuskan untuk melakukan pengurangan tenaga kerja dengan merumahkan karyawan namun statusnya bukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Beban kerja (load) di unit masing-masing kurang lebih 25 sampai 35 persen karyawan, dari 23.000 karyawan,” ujar Danang.

Meski merumahkan karyawan, Danang mengklaim, Lion Air tetap berusaha memenuhi dan mendukung biaya hidup pegawai. “Selama dirumahkan akan diadakan pelatihan secara virtual (online) sesuai dengan bagian unit masing-masing. Keputusan ini berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut,” tuturnya.

Lion Air Group berharap langkah yang ditetapkan itu merupakan keputusan terbaik.

“Hingga saat ini Lion Air Group senantiasa menjalankan berbagai inisiatif atas kesepakatan bersama guna mendukung operasional dan layanan perusahaan termasuk menghadapi ketidakpastian situasi dampak dari pandemi Covid-19 yang penuh tantangan ini,” pungkas Danang. {JP}