Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses meneruskan tradisi medali emas Indonesia di ajang Olimpiade. Hebatnya lagi, Greysia/Apriyani yang awalnya tak diunggulkan di nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 tersebut justru sukses membawa pulang medali emas.
Tentunya semua itu dapat terjadi berkat kerja keras dan doa yang dipanjatkan Greysia/Apriyani dan masyarakat Indonesia. Perjuangan Greysia/Apriyani dalam merebut medali emas dari pasangan China, Cheng Qingchen/Jia Yifan pun sangatlah tidak mudah.
Banyak cobaan yang sudah dilalui Greysia dan Apriyani untuk bisa berdiri di podium tertinggi Olimpiade. Bahkan Apriyani sempat berlatih dengan menggunakan raket kayu untuk bisa berlatih bermain bulu tangkis.
Ya, Apriyani mengawali karier bulu tangkisnya bukan dengan menggunakan raket biasanya tapi raket yang berbahan kayu. Pada saat itu, sang ayah, Amiruddin mencoba membuat raket berbahan kayu untuk dimainkan Apriyani bersama tetangganya.
Raket yang berbentuk kotak itu lantas terus dipakai Apriyani sampai Amiruddin mencoba membeli raket baru yang biasa dijual di pinggir jalan. Amiruddin sadar bahwa anaknya ternyata memiliki bakat dan ketertarikan di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis tersebut.
Sejak saat itulah, Apriyani mendapatkan dukungan penuh dari Amiruddin. Bahkan sampai diantarkan ke Makassar untuk mengikuti suatu kompetisi. Walau memang pada turnamen itu Apriyani tak bermain, ia tetap merasa senang.
“Jadi, dulu masih kecil dan belum ada fasilitas apa pun, dibikin raket kayu sama papa saya. Itu juga cuma iseng-iseng aja karena hobi main. Itu juga cuma main-main saja sama tetangga sebelah,” cerita Apriyani di sesi konferensi pers bersama PBSI, Sabtu (7/8/2021).
‘Sehabis dari situ, tidak lama kemudian papa coba beliin raket yang di pinggir jalan. Papa pun semakin lihat bahwa ini anak (Apriyani) senang sama bulu tangkis dan jadinya malah nge-support sekali,” lanjutnya.
“Lalu saya ikut pertandingan-pertandingan seperti antar sekolah. Pertandingan pertama ke Makassar. Pada saat itu dibiayai tapi saya tidak bermain. Karena kan masih ada pemain-pemain yang dibayar dari profesi saya,” tambah Apriyani.
“Papa dapat ide buat kayu itu dari mana saya juga bingung. Bentuknya itu kotak terus ada pegangannya ya cuma seperti itu. Papa bisa dapat ide seperti itu tentu luar biasa,” imbuh rekan Greysia tersebut.
Berkat raket kayu itulah Apriyani bisa menjadi salah satu atlet ganda putri terbaik Indonesia. Jasa Apriyani jelas takkan terlupakan begitu saja, apalagi mengingat Apriyani dan Gresyia menjadi pasangan ganda putri pertama yang menyumbang emas di Olimpiade. {okezone}