Media Malaysia Bantah Indra Sjafri Yang Klaim FIFA Larang Naturalisasi Pesepakbola

Baru-baru ini, pencinta sepakbola Indonesia dikejutkan dengan pernyataan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, yang menyebu FIFA melarang naturalisasi. Pernyataan tersebut sontak mendapat banyak reaksi dari berbagai pihak tak terkecuali media dari negara tetangga, Malaysia.

Pada Minggu 22 Agustus 2021, Indra Sjafri menghadiri undangan mengobrol bersama pemuka Agama, yakni Cak Nun. Undangan tersebut direkam dan diunggah dalam youtube CakNun.com.

Indra Sjafri membeberkan regulasi FIFA yang melarang tim nasional untuk menaturalisasi pemain. Menurutnya, FIFA lebih memerintahkan agar semua negara mampu membina para pemain lokal.

“Kembali ke naturalisasi, FIFA juga tidak membolehkan kepindahan kewarganegaraan untuk kepentingan sepakbola. Sebab, FIFA memerintahkan semua federasi melakukan pembinaan,” ucap Indra Sjafri.

“Tidak bisa seperti itu, menghalalkan kepindahan (kewarganegaraan) karena sepakbola. Kalau begitu, yang kaya yang menang, Arab Saudi tuh bisa beli semua,” lanjutnya.

Tak ayal, pernyataan tersebut membuat netizen geram. Pasalnya, warganet kembali terpancing memorinya pada beberapa pemain keturunan Indonesia yang sebenarnya bersinar di luar negeri.

Seperti Sandy Walsh (K.V. Mechelen), Kevin Diks (Aarhus), Ragnar Oratmangoen (SC Cambuur), Shayne Pattynama (Viking FK), mereka sampai saat ini terhambat naturalisasinya karena dikabarkan kurangnya perhatian dari PSSI.

Akhirnya, media Malaysia pun angkat suara terkait pernyataan Indra Sjafri tersebut. Laman Vocket Fc menyatakan, bahwa FIFA tidak melarang naturalisasi asal setiap pemain memenuhi persyaratan yang ditentukan.

“Direktur Teknis PSSI, Indra Sjafri, membuat pencinta sepakbola di media sosial keheranan terkait pernyataannya. Bagaimana tidak, ia menyebut FIFA melarang suatu negara untuk melakukan naturalisasi demi sepak bola,” tulis media tersebut.

“Padahal, naturalisasi sangat sering dilakukan di dunia sepak bola. Hal ini berlaku demi mengangkat performa tim nasional secara instan. Negara-negara di Asia gencar melakukannya, seperti China dan Qatar,” sambungnya.

“FIFA tidak melarang selama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, mulai dari syarat minimal tinggal hingga lain sebagainya,” tutup laporan tersebut. {okezone}