News  

Kisah Novi Listiyana, Pedangdut Cantik Boyolali Yang Kini Jadi Petani Dampak Pandemi COVID-19

Tak dimungkiri, para seniman adalah salah satu pihak yang paling terdampak pandemi Covid-19. Hal itu pula yang dirasakan seorang perempuan, mantan biduan dangdut di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Dulu biasa tampil menawan di atas panggung, kini dirinya beralih pekerjaan menjadi petani. Adapun perempuan itu bernama Novi Listiana (24).

Dia terpaksa beralih menjadi petani sayur setelah job manggung sepi sejak pandemi. Selain karena pandemi, perempuan berparas cantik itu beralih pekerjaan lantaran ingin mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Kini, penampilan Novi berubah 180 derajat dari sebelumnya tidak berhijab, kini memakai hijab.

Sebagai petani, Novi setiap pagi membawa keranjang yang dia gendong berangkat ke kebun miliknya dengan jarak sekira 1 kilometer dari rumah.

Dengan cekatan, dia memilih sayur brokoli satu per satu yang dianggap telah siap untuk dipanen. Dia tampak tidak ada rasa malu atau risih. Bahkan, dia terlihat menikmati pekerjaannya sebagai petani.

Setelah brokoli yang dia panen terkumpul, segera dia turun ‘gunung’ menuju ke pengepul sayur yang siap membeli yang nantinya akan dijual ke pasar.

Keahlian dia sebagai petani, dipelajari secara otodidak dari sang suami dan saudara-saudaranya.

“Profesi saya dulu penyanyi dangdut, sekarang beralih menjadi petani. Karena dulu penyanyi dangdut dipandang sebelah mata oleh teman, tetangga, dan masyarakat sekarang menjadi petani,” terangnya di sela memetik brokoli, Rabu (25/8/2021).

Dia bersyukur, pandangan masyarakat terhadap dia sekarang menjadi positif ketika sudah menjadi petani. “Alhamdulillah pandangan masyarakat semua positif dan saya senang sekali,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, di masa pandemi hingga penerapan PPKM hiburan atau job manggung sepi. “Masa pandemi gini kan hiburannya sepi dan gak ada job yang masuk. Sekarang saya hijrah dan saya tekuni menjadi petani,” terangnya.

Dia mengaku, bertani itu agak berat yakni dengan menggendong berat dan pengahasilannya tidak begitu banyak.

“Kayak gini bertani itu rekoso, gendong yang berat-berat penghasilannya sedikit. Tapi semua belum tahu ya kalau bertani itu enak dan hasilnya itu ya alhamdulillah,” ungkapnya.

“Pagi itu yang bisa dicari ada, panen apa ya dipanen hasilnya berapa. Disyukuri kalau menjadi petani itu,” tandasnya.

Dia berharap, apa yang dia lakukan dengan terjun di dunia pertanian bisa menginspirasi para generasi muda. Karena, menurut dia, saat ini profesi petani masih banyak dianggap sepele khususnya para generasi milenial saat ini. {tribun}