News  

Menolak Lupa! 17 Tahun Kematian Munir, Aktor Utamanya Masih Jadi Misteri

17 tahun berlalu, 7 September 2004 Munir Said Thalib yang dikenal sebagai aktivis pejuang hak asasi manusia (HAM) tewas dibunuh karena racun jenis arsenik.

Munir tewas di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-974 dengan tujuan Amsterdam, Belanda. Munir bertolak ke Belanda dengan tujuan melanjutkan studinya di negeri kincir angin tersebut.

Hingga kini, kasus dibalik kematiannya masih menjadi misteri. Aktor intelektual utama yang terlibat diyakini masih bebas berkeliaran.

Pollycarpus Budihari Priyanto, mantan pilot Garuda menjadi terdakwa dan dan terpidana dalam kasus Munir. Pollycarpus dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.

Namun, belum genap 14 tahun, Pollycarpus bebas bersyarat pada tahun 2014, dan dinyatakan bebas murni pada 29 Agustus 2018.

Saat peristiwa tersebut terjadi, Pollycarpus sedang dalam masa cuti, namun ia kemudian surat tugas yang ditandatangani oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Indra Setiawan. Yang kemudian dicurigai ikut terlibat dalam kasus Munir.

Dalam pernyataannya di persidangan, Indra Setiawan membantah terlibat dalam kasus tersebut. Hinnga muncul dugaan surat tugas tersebut dibuat atas perintah dari Badan Intelejen Negara (BIN).

Atas dugaan tersebut Deputi V BIN Muchdi Prawiro Prajono ikut terseret dan ditetapkan sebagai terdakwa.

Muchdi diketahui sering kali terlibat komunikasi melalui telepon dengan Pollycarpus sebelum dan sesudah kematian Munir.

Namun Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Selatan membebaskan Muchdi atas segala tuduhan pada 31 Desember 2008.

Rezim telah berganti, era SBY hingga Jokowi namun masih terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam kasus Munir. Bahkan dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) hingga kini dikabarkan hilang dan belum ditemukan.

Meski para eksekutor dan perantara kasus kematian Munir telah ditetapkan dan dihukum, namun sampai saat ini aktor intelektual dalang dari perencanaan pembunuhan belum terungkap dan masih bebas dari jerat hukuman. {PR}