News  

Seruan Rakyat Bersatu Untuk Resolusi Rakyat

Indonesia dalam bahaya besar. Bila tidak diselamatkan dalam 2 (dua) tahun ini, bisa-bisa Indonesia hanya tinggal nama. Ibarat masakan, Indonesia rasa China.

Lebay? Nggak lah. Akibat abai, Indonesia seperti hari ini. Terperdaya oleh euforia reformasi. Penumpang gelap reformasi justru yang berkuasa.

Upaya sistematis pengkhianat NKRI bekerjasama dengan asing dan aseng. Satu persatu sendi-sendi bernegara telah dipreteli.

Tengoklah kudeta konstitusi terhadap UUD 1945 oleh MPR periode 1999-2004 dengan berlakunya UUD 1945 palsu alias UUD 2002. Tentara back to barak. Lucunya, polisi mengganti posisi tentara.

Ironinya Indonesia pasca berlakunya UUD 2002 menjadi Negara Korporasi Republik Indonesia (NKRI versi liberal kapitalis). Negara yang dikuasai oleh segelintir pemilik modal taipan cukong. Mereka menguasai sumber daya politik. Partai, tentara, polisi, intelijen, aparat hukum, bahkan kekuasaan kehakiman termasuk hakim MK.

Berapa puluhan triliun untuk penyelenggaraan pilpres, pileg dan pilkada. Belum lagi calon yang kabarnya banyak dimodali oleh cukong-cukong. Tak heran bila ada pendapat yang mengatakan bahwa negara dikendalikan oleh pemilik modal melalui partai politik dan penempatan ‘saham’ pada saat pilpres, pileg dan pilkada. Hasilnya? Pejabat boneka cukong.

Wajar bila rakyat skeptis terhadap pilpres, pileg dan pilkada serentak tahun 2024 akan berjalan secara LUBER JURDIL. Keraguan itu diperparah oleh penyelenggara pemilu, tentara dan polisi yang tidak netral. Terkooptasi oleh oligarki.

Banyak yang memprediksi Pemilu tahun 2024 akan berjalan lebih brutal dan gila-gilaan bila rezim ini tetap berkuasa. Lebih brutal dari Pemilu tahun 2014 dan 2019.

Siapapun calon yang diendorse selain oleh oligarki, sekalipun rakyat mendukungnya akan bernasib lebih tragis dari Pilpres 2014 dan 2019. Dicurangi dan dikadali.

Kenapa demikian? Tahun 2024 titik kritis bagi Indonesia. Pilihannya hanya ada dua. Indonesia bangkit sesuai dengan yang dicita-citakan pendiri bangsa atau estafeta rezim boneka berlanjut hingga Indonesia tinggal kenangan. Bangkit atau punah, istilahnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.

Lalu untuk apa Pemilu tahun 2024 jika rakyat saja tidak yakin akan berjalan secara LUBER JURDIL?

Meminjam istilah Mayjen TNI (Purn) Deddy S Budiman, disinilah pentingnya SILATURRAHIM NASIONAL. Silaturrahim tidak biasa. Semua anak bangsa bersatu padu untuk menghasilkan resolusi rakyat. Mengambil peran strategis agar Pemilu tahun 2024 berjalan secara LUBER JURDIL.

Bila tidak yakin Pemilu dilaksanakan LUBER JURDIL, perlu kiranya dipersiapkan langkah-langkah luar biasa konstitusional untuk menyelamatkan Indonesia Raya. Indonesia tanah air kita.

Bandung, 25 Rabiul Awwal 1443/1 November 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial