SALAH satu pemain keturunan yang jadi incaran Shin Tae-yong, Sandy Walsh, mengaku pernah ditawari untuk membela Tim Nasional (Timnas) Republik Irlandia. Namun, pemain 26 tahun itu menolak tawaran tersebut dan setia menunggu mendapatkan paspor Indonesia.
Sekadar informasi, Sandy Walsh yang berpaspor Belanda, bisa saja berpindah kewarganegaraan menjadi Irlandia. Sebab ayah Sandy Walsh, Gary Walsh, memiliki darah Irlandia dan Swiss, meski lahir dan besar di Inggris.
Timnas Irlandia sebenarnya memiliki Matt Doherty untuk beroperasi sebagai fullback kanan, area yang biasa ditempati Sandy Walsh. Namun, Sandy Walsh dapat menjadi pesaing ideal bagi Matt Doherty.
Sama seperti Matt Doherty, Sandy Walsh juga aktif dalam membantu serangan. Terbukti dari 10 pertandingan bersama KV Mechelen musim ini, Sandy Walsh mengemas dua gol dan tiga assist.
“Menurut saya, berkat permainan bagus saya di klub, Saya pernah diwawancara media Irlandia, Irish Sun,” kata Sandy Walsh saat berbicara di akun YouTube, KR TV, Selasa (23/11/2021).
“Jadi saya tahu mereka (Irlandia) membutuhkan opsi di posisi fullback kanan. Namun, dalam wawancara itu saya bicara saya pilih Indonesia. Anda tahu Irlandia berada di Eropa dan mungkin lebih baik dari Timnas Indonesia, namun hati saya memilih Timnas Indonesia,” lanjut Sandy Walsh.
Sekarang yang jadi pertanyaan, kapan Sandy Walsh bisa membela Timnas Indonesia?
Saat ini, PSSI sudah mengutus anggota Komite Eksekutif (Exco), Hasani Abdulgani, untuk mengurus proses naturalisasi empat pemain keturunan permintaan Shin Tae-yong, yakni Sandy Walsh, Jordi Amat, Kevin Diks dan Mees Hilgers.
Hanya saja, Hasani Abdulgani ragu keempat nama di atas membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 yang mulai bergulir pada Minggu, 5 Desember 2021. Hal itu karena butuh waktu panjang untuk mengurus proses naturalisasi nama-nama di atas.
“Kami tidak target ke Piala AFF,” kata Hasani Abdulgani saat ditanya tim MNC Portal Indonesia, apakah empat pemain keturunan dapat membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 atau tidak, Sabtu (20/11/2021).
“Kami baru membuka pembicaraan ke agennya. Kita harus pelajari dulu dokumen mereka,” lanjut Hasani Abdulgani.
“Sejauh ini belum ada informasi balik dari mereka (agen). Kami juga mencari tahu dokumen lainnya, apakah mereka ada pelanggaran secara aturan yang ditetapkan FIFA atau tidak,” tutup Hasani Abdulgani. {okezone}
