8 Kawasan Kumuh di DKI Jakarta Yang Sukses Disulap Jadi Cantik, Nomor 7 Paling Fenomenal

Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, sekaligus pusat pemerintahan dan pusat bisnis, telah menjelma menjadi Kota Metropolitan dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Namun permasalahan kawasan kumuh masih menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Secara perlahan, sebagian kawasan kumuh di Jakarta mulai ditata dan disulap menjadi tempat yang rapi dan nyaman untuk dikunjungi. Bahkan kawasan-kawasan kumuh yang direvitalisasi ini ada yang mirip taman kota di luar negeri.

Berikut 8 kawasan kumuh di Jakarta yang kini sedap dipandang mata:

1. Kali Besar Kota Tua

Kali Besar Kota Tua dulu dikenal kumuh dengan tumpukan sampah. Revitalisasi Kali Besar Kota Tua dimulai pada tahun 2016 yang diarsiteki Budi Lim.

Penataan Kali Besar Kota Tua terinspirasi dari Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Sungai Cheonggyecheon jadi destinasi wisata hits di Korea Selatan dan kerap menjadi lokasi syuting.

Kini, Kali Besar tak jauh beda dengan Sungai Cheonggyecheon. Pada sisi kanan kiri sungai dibuat trotoar yang cukup lapang sehingga memanjakan para pejalan kaki.

Selain trotoar atas, terdapat trotoar apung yang cantik dengan taman-taman di kedua sisinya. Kini aliran sungai Kali Besar tampak bersih dan indah. Deretan bangunan tua khas Kolonial Belanda di sisi kanan kirinya tetap dipertahankan, sehingga makin kental nuansa sejarahnya.

2. Kolong Jalan Layang (Fly Over) Slipi

Kolong Jalan Layang Slipi, Jakarta Barat, dulunya kotor karena menjadi tempat pembuangan sampah, sehingga sangat tidak sedap dipandang mata. Kini kolong Jalan Layang Slipi tampak indah.

Kolong Jalan Layang Slipi kini menjadi taman skateboard yang menarik, mirip seperti taman-taman skateboard di Amerika Serikat.

Di kolong Jalan Layang Slipi juga terdapat ruang terbuka hijau. Dari dulunya dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) kini dirubah menjaditempat makan, pedagang mainan, dan pedagang handphone yang terorganisir.

3. Kolong Tol Wiyoto Wiyono

Kolong Tol Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga dulunya mirip tempat pembuangan sampah (TPS).

Walaupun sudah sering dilakukana pembersihan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI, namun warga masih saja membuang sampah di tempat itu Padahal sudah tersedia TPS di Waduk Cincin untuk menampung sampah warga.⁣

Sama seperti kolong Jalan Layang Slipi, kini kolong Tol Wiyoto Wiyono telah disulap menjadi Taman Skateboard yang menarik. Di tempat ini juga terdapat Masjid Babah Alun.

Di masjid ini terdapat 99 Asmaul Husna dengan perpaduan bahasa Arab dan Tionghoa. Masjid ini tepat berada di kolong tol.

Masjid berubin warna putih dengan cat dasar hijau, sekilas bangunannya menyerupai kelenteng. Sebab masjid ini memang bergaya arsitektur khas Tionghoa, yang dibangun pada tahun 2017 oleh pengusaha asal Tionghoa, Mohamad Jusuf Hamka.

4. Kolong Rel KA Sawah Besar

Kolong Rel Kereta Api (KA) Sawah Besar, Jakarta Pusat, dulunya dijadikan tempat penimbunan barang bekas. Tumpukan barang-barang bekas banyak ditemukan hampir di sepanjang kolong rel kereta api.

Selain itu, banyak warga berjualan makanan dan minuman. Keberadaan gerobak-gerobak sampah yang terparkir di bahu jalan kolong rel KA mengakibatkan arus lalu lintas kerap tersendat. Keberadaan bangunan liar menambah kesan kumuh di kawasan itu.

Kini, Kolong KA Sawah Besar telah disulap menjadi ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang unik. RPTRA tersebut dilengkapi berbagai fasilitas permainan anak. Tersedia juga sanggar seni tari-tarian. Tiang-tiang penyangga jembatan rel KA juga dipercantik dengan seni mural yang indah.

5. Taman Piknik Kalimalang

Taman Piknik dulunya hanya lahan kosong di Kalimalang, Jakarta Timur. Lahan ini dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sehingga kotor dan tidak sehat. Kini lahan kosong itu telah berubah menjadi sebuah taman yang cantik.

Tidak hanya menikmati taman, di Taman Piknik juga tersedia banyak fasilitas yang ramah anak maupun dewasa. Taman Piknik juga dilengkapi dengan kolam retensi dan bioswale (penyaring polutan) sebagai tempat pengendalian air.

Taman Piknik berlokasi di Jalan Manunggal II, Cipinang Melayu, Makasar, Kota Jakarta Timur. Taman ini bisa menjadi alternatif bermain bersama keluarga.

6. Kolong Tol Becakayu

Kolong Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, dulunya merupakan lahan kosong.

Kini telah disulap menjadi taman bersepeda atau ruang terbuka hijau (RTH) yang diberi nama Pilar Jati Bike Park.

Uniknya, Pilar Jati Bike Park menggunakan media tanah. Pilar Jati Bike Park satu-satunya taman bersepeda di tengah kota menggunakan media tanah (dirt) sebagai track.

Diketahui, di Jakarta ada beberapa bike park, seperti di kolong Flyover Pasar Rebo atau Pulo Mas, tapi lintasannya menggunakan semen.

Ide membuat bike park ini bermula dari keinginan warga Kelurahan Cipinang Melayu untuk memanfaatkan lahan kosong di bawah kolong Tol Becakayu. Selama ini lahan yang luas itu kerap dipakai tempat parkir liar.

7. Kalijodo

Saat mendengar kata Kalijodo, mungkin yang terbesit adalah kawasan dengan tingkat kriminalitas tinggi dan tempat bagi para PSK mangkal.

Ya, kawasan Kalijodo dulunya memang merupakan lokasi hiburan malam dan prostitusi. Setelah ditertibkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2016, kawasan Kalijodo kini menjadi RPTRA dan RTH.

Revitalasi ini menjadikan RTH Kalijodo sebagai tempat wisata menarik bagi keluarga. Di kawasan Kalijodo kini tersedia fasilitas tempat bermain anak, skatepark, bikepark, hingga pusat kuliner.

Dengan wajah barunuya, RPTRA Kalijodo berubah menjadi taman yang menarik. Lokasi RPTRA Kalijodo berada di perbatasan antara Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dengan Kecamatan Angke, Jakarta Barat.

8. Kawasan Senen

Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi kawasan Senen, Jakarta Pusat, menjadi lebih bagus dan indah. Kini, Senen menjadi salah satu ikon terbaru ibu kota.

Sejumlah penataan kawasan Senen melibatkan sejumlah stake holder seperti, Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, PT Transportasi Jakarta, Dinas Taman dan Hutan Kota, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan, serta jajaran Pemerintah Kota Jakarta Pusat.

Kini Senen bukan lagi wilayah yang kumuh dan rawan, tapi ramah bagi masyarakat. Halte Senen telah direvitalisasi menjadi lebih lebar. Dua JPO baru juga sudah dilengkapi lift.

Pemprov DKI juga memperbaiki alur kendaraan dengan mengutamakan pejalan kaki, pesepeda, dan transportasi publik. Selain itu, penataan terintegrasi kawasan Stasiun Senen, jalur hijau dan taman-taman dipercantik, serta lampu penerangan jalan ditambah. {sindo}