News  

Ke Sentul, Mau Reuni 212 atau Tahlilan? Kok Kalah sama Demo Buruh?

Banyak yang terkejut dan kecewa. Reuni 212 tahun ini beda dari biasanya.

Reuni 212 biasanya digelar di Monumen Nasional. Tahun ini sempat berhembus kabar Reuni 212 akan diadakan di Patung Kuda. Hanya belasan meter dari Tugu Monas.

Dari berbagai ormas dan elemen aktivis Islam mulai bersiap-siap. Mulai pesan bis hingga menghimpun massa mengatur skenario pemberangkatan ke Patung Kuda.

Tiba-tiba Panitia Reuni 212 mengeluarkan Pers Rilis terkait Reuni 212 tahun 2021. Salah satu poin Pers Rilis tersebut adalah soal tempat penyelenggaran Reuni 212 di Masjid Az-Zikra, Sentul Bogor. Dengan alasan tidak mendapat izin dari Kepolisian Reuni 212 di Patung Kuda. Terkesan alasan yang dicari-cari. Karena UU tidak mensyaratkan izin tapi pemberitahuan.

Acara Reuni 212 di Masjid Az-Zikra lebih terkesan sebagai acara TAHLILAN. Kebetulan acara Reuni 212 tak berselang lama dari meninggalnya putera kedua Ustadz Arifin Ilham rahimahullah, Ameer Az-Zikra.

Reuni 212 tahun 2021 sangat jauh dari pesan moral apalagi pesan politik seperti Reuni 212 tahun-tahun sebelumnya.

Lain halnya dengan demo ribuan buruh soal tuntutan upah minimum yang berlangsung serentak di berbagai kota, Senin 29 November 2021.

Ratusan massa demo di Balai Kota Jakarta yang ditemui langsung oleh Gubernur Anies Baswedan. Satu-satunya Gubernur yang mau menemui massa buruh. Malah Anies Baswedan sempat duduk bersila di aspal bersama para buruh.

Pagar Gedung Sate Bandung sempat diterobos massa buruh. Mereka tak surut beraksi meski hujan melanda Kota Bandung. Bahkan massa buruh sempat memenuhi Jl. Pasteur Bandung. Kemacetan setelah lampu merah dari arah tol tak terelakkan.

Demikian pula demo massa buruh di Surabaya mencapai ribuan. Mereka gagal bertemu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dua peristiwa di atas mencerminkan betapa mirisnya kondisi ummat Islam hari ini. Buruh berani berdemo di pusat kota. Reuni 212 ‘ngumpet’ di pinggiran kota.

Untuk menggelar Reuni 212 pun harus ke pinggiran kota Jakarta. Tak pelak banyak yang menyebut Reuni 212 tahun ini telah kehilangan momentum, arah dan makna.

Pertanda apakah ini? Ummat Islam tak berdaya dan takut atau ada tekanan? Sebagai alibi menutupi ketakberdayaan. Wallahua’lam bish-shawah

Bandung, 25 Rabiul Akhir 1443/30 November 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial