Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Terpilih Jadi Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah

Dewan Pimpinan Pusat Pengajian Al–Hidayah baru saja mengadakan Muktamar ke VIII yang dilaksanakan tanggal 10–12 Desember 2021 di Jakarta. Muktamar VIII ini mengusung tema “Konsolidasi Pengajian Al-Hidayah Memperkuat Sinergi Menuju Kesehatan Pulih, Ekonomi bangkit, Menang 2024”.

Hasil dari kegiatan ini Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P. terpilih sebagai Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah periode 2020–2025 menggantikan Dra. Hj. Harbiah Salahuddin, M.Si. yang sebelumnya telah menjabat selama dua periode.

Dra. Hj. Harbiah Salahuddin, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan beberapa informasi diantaranya pelantikan delapan DPD Pengajian Al- Hidayah Provinsi yang dilaksanakan di satu hari sebelumnya. Sejak didirikan 42 tahun yang lalu, Pengajian Al-Hidayah telah berkembang menjadi organisasi masyarakat yang memiliki pengikut dari berbagai latar belakang diantaranya dari profesi guru, PNS, dosen, hingga dokter.

“Selama dua periode kepemimpinan kami, kami sudah melakukan kegiatan–kegiatan di grass root, dengan sumber daya kami, ibu–ibu yang rutin melakukan kegiatan majelis taklim” ucap Ibu Harbiah.

Hetifah Sjaifudian Wakil Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Umum terpilih menyampaikan pentingnya sinergitas bersama dari ibu–ibu pengajian Al-Hidayah dengan dukungan baik dari legislatif dan eksekutif. Sinergitas ini juga bentuk dukungan pendidikan karakter yang harus dimulai dari rumah.

“Tema Konsolidasi Muktamar VIII Pengajian Al-Hidayah Menuju Kesehatan Pulih dan Ekonomi Bangkit juga sesuai dengan kondisi pandemi saat ini, dimana di mata dunia Indonesia telah dianggap berhasil mengontrol jumlah kasus harian pandemi Covid-19. Kini saatnya untuk mendorong dan menata ekonomi Indonesia agar dapat bangkit kembali.” tutur Hetifah.

Adapun visi misi Hetifah berfokus pada 4 hal:
1. Memperkuat program dakwah Al-Hidayah dengan memperluas keanggotaan,
2. Melaksanakan program pemberdayaan pendidikan sebagai kekuatan dan brand pengajian Al-Hidayah, 3. 3. rogram pemberdayaan ekonomi terutama ekonomi syariah dan UMKM,
4. Dan yang terakhir program kesehatan dengan meneruskan program–program dengan Kementrian Kesehatan yang sudah terjalin dengan baik.

Program dakwah Al-Hidayah nantinya akan mengembangkan teknologi digital, dengan melakukan kajian yang dilakukan minimal satu bulan sekali menggunakan aplikasi zoom. Ke depannya juga akan dikembangkan aplikasi Al-Quran digital untuk ibu–ibu pengajian. Ini guna mendorong keterjangkauan para anggota pengajian Al-Hidayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga silaturahmi akan tetap terjalin.
“Saya percaya meskipun bunda-bunda ini tersebar dari seluruh Indonesia, namun kita bisa bersatu bersama di bawah naungan Pengajian Al-Hidayah. Ini adalah modal utama kita karena tujuan bangsa ini berdiri bukan hanya untuk intelektualitas saja, tetapi juga keimanan kita.” ucap Hetifah.

Dalam aspek pendidikan, peran ibu–ibu ini juga tercantum dalam visi misi Hetifah yang mengedepankan pendidikan karakter dimulai dari rumah. Sinergi dan kolaborasi dengan kementrian terkait menjadi kunci dimana peran ibu sebagai guru yang pertama bagi anak tidak akan pernah tergantikan.

Dengan adanya koperasi Al-Hidayah yang sudah berbadan hukum, Hetifah juga ingin mendorong pengembangan UMKM dari kalangan ibu – ibu. Apalagi sentra–sentra UMKM saat ini di dominasi oleh perempuan sekitar 55%. Dengan adanya organisasi yang menaungi ini, tentu diharapkan UMKM akan lebih tangguh menghadapi gejolak pasar seperti pandemi Covid-19 ini.

“Bunda, kami menyadari bahwa yang paling terdampak dari pandemi Covid-19 ini adalah UMKM dan rumah tangga. Untuk itu, Al-Hidayah nantinya tidak hanya menjadi forum pengajian saja, tetapi juga bisa menjadi motor penggerak perekonomian terutama UMKM dimana sebagian besar didominasi oleh perempuan,” kata Hetifah.

Setelah acara pelantikan Ketua DPP Pengajian Al-Hidayah, Hetifah akan melakukan konsollidasi untuk membentuk kepengurusan DPP Pengajian Al-Hidayah yang mencakup dari berbagai unsur sehingga dapat memberikan kebijakan–kebijakan yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan karakteristik pengajian Al-Hidayah.