Sunda Tanpa PDIP, Serius Atau Sentimen Sesaat?

Berdasarkan data. Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat berjumlah 91 orang. 14% atau 13 orang merupakan wakil rakyat dari PDIP, partainya Arteria Dahlan yang sempat menuai protes masyarakat Sunda karena arogansinya minta Jaksa Agung copot Kajati pakai bahasa Sunda dalam rapat.

Bila dibandingkan dengan lima propinsi lainnya di Pulau Jawa. Keterwakilan PDIP di DPR RI dari Jawa Barat paling rendah. Sumbangan terbesar secara jumlah dan persentasi dari dapil Jawa Tengah, yaitu 26 orang dari 77 orang atau 33,7% diikuti DKI Jakarta. Secara persentasi keterwakilan PDIP dari DKI Jakarta sebesar 30% atau 7 anggota DPR RI dari 21 jumlah anggota DPR RI mewakili DKI Jakarta. Sedangkan keterwakilan PDIP di DPR RI dari dapil Jawa Timur sebanyak 20 orang dari 87 anggota atau 22,9%.

Sementara itu di DPRD Jawa Barat sendiri, PDIP menempati posisi ketiga setelah PKS dan Gerindra. Anggota DPRD Jawa Barat dari PDIP berjumlah 20 orang dari 120 orang jumlah anggota DPRD Jawa Barat atau 16,6%.

PDIP sendiri memperoleh suara di atas 20% hanya di Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Pangandaran dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Bahkan di Kabupaten Pangandaran, PDIP meraup 37,5% kursi DPRD Kabupaten Pangandaran atau separoh dari keterwakilan PDIP di DPRD Surakarta, yaitu 66,6% atau 30 dari 45 anggota DPRD Surakarta.

Selain empat daerah tersebut, PDIP kurang perkasa dalam perebutan kursi DPRD di daerah gemuk dengan jumlah pemilih terbanyak seperti Bandung Raya, Bogor Raya dan Bekasi Raya. Rata-rata Golkar, PKS dan Gerindra yang dominan di kawasan tersebut yang dikenal sebagai kantong suara terbesar.

Arogansi Arteria Dahlan setidaknya telah membuka cara pandang baru orang Sunda terhadap PDIP. Omongan Arteria Dahlan blunder. Walaupun banyak yang mengaitkan dengan pengalihan isu pelaporan Gibran-Kaesang ke KPK oleh dosen UNJ, Ubedilah Badrun dan polemik antara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan aktivis Haris Azhar serta Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti.

#SundaTanpaPDIP bergema dan gaungnya menyebar kemana-mana. Apalagi PDIP kurang bersahabat dengan orang Sunda seperti tercermin dalam sikap arogansi Arteria Dahlan. Orang Sunda ingin seperti Aceh dan Sumatera Barat. Dua propinsi tersebut benar-benar tanpa PDIP. Tak satupun kader PDIP mengutus kadernya ke DPR RI. Anggota DPRD Sumatera Barat dari PDIP hanya 3 orang dari 65 anggota DPRD Sumatera Barat atau 4,6%. Lebih tragis lagi PDIP di Aceh. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari 81 orang hanya 1 orang (1,2%) anggota DPRA dari PDIP.

Sebenarnya sudah lama anggota DPR RI dari PDIP daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat, khususnya dapil Sukabumi, Bogor, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta menjadi sorotan orang Sunda.

Ketiga dapil tersebut menjadi sorotan lantaran ada tiga sosok yang dikenal sebagai kader militan partai merah yaitu; Ribka Tjiptaning penulis buku Aku Bangga jadi Anak PKI mewakili dapil Kabupaten/Kota Sukabumi, Adian Napitupulu dari dapil Bogor dan Rieke Diah Pitaloka alias Oneng dari dapil Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

Kita menanti apakah orang Sunda akan benar-benar membuktikan Sunda Tanpa PDIP pada Pileg 2024 seperti telah dibuktikan oleh Aceh dan Sumatera Barat atau hanya sentimen sesaat untuk mengaburkan isu ibukota baru, pelaporan Gibran-Kaesang ke KPK oleh dosen UNJ, Ubedilah Badrun dan polemik antara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan aktivis Haris Azhar serta Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti.

Bila Sunda Tanpa PDIP serius digaungkan oleh masyarakat Sunda. Tidak terjebak permainan isu dan sentimen sesaat. Diprediksi pada Pileg 2024, jumlah anggota DPR RI dari PDIP dapil Jawa Barat akan tersisa hanya 6 orang pada Pileg 2024 dari hasil Pileg 2019 yang berjumlah 13 orang. Bila ini terealisasi, Pileg 2029 wakil PDIP di DPR RI dari dapil Jawa Barat benar-benar Sunda Tanpa PDIP.

Kabar terakhir akibat arogansi Arteria Dahlan banyak kader PDIP hengkang dari partai banteng moncong putih dan mata merah. Akankah #SundaTanpaPDIP menjadi gerakan terstruktur, masif dan sistematis atau malah terperangkap dalam jebakan isu yang tak berefek sama sekali atas ketersinggungan orang Sunda? Wallahua’lam bish-shawab

Antara Bandung dan Cianjur, 18 Jumadil Akhir 1443/22 Januari 2022
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial