Fahri Hamzah Sebut Papua Lebih Cocok Jadi Ibukota Negara Daripada Kalimantan, Ini Alasannya

Persoalan pemindahan ibu kota Indonesia ke Pulau Kalimantan sampai detik ini masih menuai pro kontra di kalangan politisi maupun masyarakat.

Sebagian besar dari mereka yang mendukung pemindahan ibu kota tersebut. Lantaran pemukiman dan penduduk Jakarta sudah tidak memungkinkan lagi menjadi pusat pemerintahan.

Sedangkan bagi mereka yang menolak rencana tersebut karena pemindahan ibu kota itu akan banyak melakukan pembangunan. Sehingga lingkungan ataupun hutan Kalimantan akan terancam.

Satu satu pihak yang mendukung pemindahan ibu kota Indonesia tersebut yakni Fahri Hamzah. Akan tetapi mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2014-2019 ini menyarankan ke Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota ke Papua.

Menurut Fahri Hamzah, pemindahan ibu kota ke Papua dinilai sebagai alternatif yang paling pas untuk menyeimbangkan pembangunan baik infrastruktur maupun sumber daya manusianya.

“Sebenarnya gak fair pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Karena tadi sudah disebut oleh pak Gubernur dari sisi pendapatan perkapita, dan lainnya sudah tinggi,” ujar Fahri Hamzah melalui unggahan video di kanal youtube Fahri Hamzah Say.

“Kalau mau iya pindahnya ke Papua, harus serius nih. Kita keluar dari negara Asia menjadi negara pasifik. Jadikan laut sebagai medan baru kita seperti poros maritim pikirannya Pak Jokowi,” sambung Fahri Hamzah.

Lebih lanjut, politisi Partai Gelora Indonesia ini menilai lokasi Papua Tengah dinilai cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan Indonesia yang baru.

“Anda bikin basis di Biak atau Nabire di Papua Tengah ngomong sama Amerika sekarang kita komunikasinya melalui pasifik. Kita sekarang menjadi negara pasifik saja, nggak usah negara Asia,” jelas Fahri Hamzah.

“Sebab di negara Asia ini sudah banyak pemain-pemain lama. Mari kita main laut, misalnya kan begitu. Itu ide besar jadi enak diskusinya,” tegasnya.

Sontak unggahan video tersebut langsung menuai perhatian warganet. Sebagian besar dari mereka setuju dengan pemikiran Fahri Hamzah tersebut.

“Top bang FH argumennya objektif bukan subjektif. Tanpa tedeng aling-aling,” ujar akun Reza Rama**.

“Ini yang lama yang tunggu, ide dari pak Fahri. Bukan nyinyiran yang membuat sakit hati banyak orang. Terima kasih pak semoga suatu saat nanti pengetahuan bapak dapat terwujud,” kata akun j2core**.

“Pernyataan pak Fahri membula cakrawala kita tentang konsep dan ide ke Indonesiaan yang sesungguhnya,” imbuh akun Lee Young**.

“Jadi keingat lagu zaman dulu, nenek moyangku seorang pelaut,” sahut akun Bang Man**.

“Saya setuju, sebagai orang timur meskipun bukan di Papua. Saya sendiri sangat sedih dengan kondisi saudara-saudara di sana. Pertumbuhan sumber daya manusia di sana masih rendah, kesehatan dan pendidikan juga belum bisa menunjang,” timpal akun wijayus**. {suara}