2 Alasan SOKSI Airlangga Tepat Jadi Cawapres Jokowi

2 Alasan SOKSI Airlangga Tepat Jadi Cawapres Jokowi

Teka-teki siapa yang bakal mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih belum terpecahkan. Meski, beberapa pihak sudah tercatat mengajukan nama sebagai calon wakil presiden (Cawapres). Termasuk, salah satu organisasi pendiri Partai Golkar; SOKSI yang terus mendorong Airlangga Hartarto untuk menjadi Cawapres.

Ketua Umum Depinas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ali Wongso Sinaga mengatakan, sikapnya menyodorkan nama Airlangga belum berubah. Sama konsistennya dengan sikap SOKSI mendukung Jokowi sebagai Capres. ’’SOKSI mendukung penuh Pak Jokowi Presiden dua periode 2019–2024,’’ ujarnya, Senin (25/6/2018) malam.

Lebih lanjut Ali Wongso mengatakan, pihaknya memang menyerahkan sepenuhnya ke Jokowi untuk memilih siapa Cawapres ideal. Namun, dia menyebut Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto layak dipertimbangkan. Menurut Ali, sedikitnya ada dua alasan kenapa Airlangga bisa menjadi figur yang pas untuk mendampingi Jokowi.

Pertama, Airlangga disebutnya tak pernah tonjolkan dirinya untuk jadi Cawapres. Itu berarti, tidak ada ambisi dari dalam diri Airlangga. Selain itu, dia juga konsisten dan berkomitmen dengan Jokowi. ’’Menggambarkan integritas pribadi dan komitmen kesetiaan pada pimpinannya,’’ jelas Ali Wongso.

Kedua, Ali menyebut soal bibit, bebet dan bobot Airlangga yang jelas. Punya integritas sekaligus kompetensi sesuai kebutuhan. Itulah kenapa, dia yakin Airlangga cocok menjadi pendamping Jokowi. ’’Lima tahun ke depan banyak tantangan besar, berat dan kompleks di bidang ekonomi industri. Pak Airlangga cocok untuk itu,’’ tuturnya.

Tidak hanya itu, Ali Wongos juga menyabut ada empat nilai strategis yang melekat dalam diri Airlangga. Yang pertama tentu soal dukungan Golkar sebagai salah satu parpol besar papan atas.

Bersama Golkar, diyakini bisa memberikan kontribusi politik yang signifikan dalam membangun pemerintahan yang kuat dan efektif. Poin kedua, penguatan platform politik yang menjamin tegak utuhnya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Ketiga, efektifitas menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 yang implikasinya amat luas. Keempat, kepribadian dan keserasian antara Jokowi dan Airlangga di kabinet kerja. ’’Itu nilai penting dalam mewujudkan kepemimpinan nasional yang makin kuat dan efektif,’’ terangnya.