Ceramah Ustaz Khalid Basalamah dalam video viral ‘wayang haram’ menuai kontroversi karena menyebut wayang bukan tradisi Islam dan seharusnya dimusnahkan. Menengok ke belakang, wayang ternyata sudah digunakan untuk penyebaran agama.
“Untuk penyebaran agama Hindu, untuk syiar Islam. Karena ceritanya mudah diadaptasi menyesuaikan dengan kepentingan dan tujuan pagelarannya,” kata Dekan Fakultas Pertunjukan Seni ISI Solo Sugeng Nugroho saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Sugeng menjelaskan wayang berawal dari kepercayaan animisme dan dinamisme untuk penyembahan arwah leluhur. Penyembahan leluhur ini menurutnya masih terus dilestarikan hanya dalam bentuk yang berbeda, seperti ruwat bumi.
“Wayang bermula dari kegiatan animisme dan dinamisme untuk penyembahan arwah leluhur. Wayang berasal dari kata Wa Hyang, artinya menuju leluhur atau nenek moyang,” tutur dosen yang juga dalang ini.
Dia menyebut bukti wayang dari Jawa terbukti ada mulai abad ke-VII. Dia mengungkap penggunaan wayang sudah tertulis dalam sejumlah prasasti.
“Bukti itu seperti yang ada di beberapa prasasti. Bahkan di prasasti Wukajana berangka tahun 907 Masehi disebutkan bahwa bukti bahwa wayang waktu itu digunakan untuk pemujaan arwah leluhur,” tuturnya.
Bukti itu diperkuat dengan kitab Wertasancaya tulisan Empu Tan Akung masa Raja Kediri. Dalam kitab itu banyak menceritakan tentang perabot pertunjukan wayang seperti kelir, dan gamelan iringan wayang.
“Wayang kulit sudah ada ada Serat Wiwaha Empu Kanwa, pada 1019-1042 disebutkan wayang pada saat itu dibuat dari kulit ditata sedemikian rupa digerakkan dalang bisa membuat haru penonton, bisa menangis dan sebagainya. Berarti wayang sudah ada sebelumnya,” urainya.
Wayang diduga dari Jawa
Dia lalu mencontohkan sejumlah penelitian yang menyebut wayang berasal dari Indonesia. Di antaranya dikemukakan J.L.A Brandes, G.A.J Hazeu, J.Kats, Rentse, dan Kruyt.
“G.A.J. Hazeu dalam disertasinya yang berjudul Bijdrage Tot de Kennis van het Javaansche Toneel (yang dipertahankan di Universitas Leiden, 30 Januari 1897), Hazeu berpendapat bahwa wayang merupakan seni pertunjukan yang berasal dari Jawa,” ungkapnya.
Pendapat itu diperkuat dengan nama-nama peralatan wayang kulit yang berasal dari bahasa Jawa.
Seperti kata Wayang yang berasal dari akar kata yang berarti tidak stabil, tidak pasti, tidak tenang, bergerak ke sana kemari; berasal dari kata ayang-ayang atau wewayangan yang berarti suatu benda yang muncul karena terkena cahaya bayang-bayang.
“Kelir berasal dari akar kata ‘lir’ atau ‘lar’ yang berarti sesuatu yang dibentangkan memanjang. Kemudian kata blencong berasal dari akar kata ‘cong’ yang berarti sesuatu yang miring, tidak lurus. Blencong adalah pelita yang nyalanya menyamping,” urai Sugeng.
Kemudian kata kothak berasal dari akar kata ‘thak’ yang berarti ‘menyentuh, menghubungkan, menggabungkan diri, saling menyentuh’. Kothak adalah peti untuk menyimpan wayang kulit atau golek.
“Keprak berasal dari akar kata ‘prak’ yang merupakan tiruan bunyi dari lempengan logam yang saling bersentuhan. Keprak adalah lempengan logam yang digantungkan di samping kothak wayang kulit atau golek,” paparnya.
Lalu kata dalang berasal dari akar kata ‘lang’ yang berarti ‘berkeliling, mengitari, mengelilingi’. Dalang adalah seseorang yang berkeliling mempertunjukkan wayang di sana-sini.
Klarifikasi dan permintaan maaf Khalid Basalamah
Diberitakan sebelumnya, Khalid Basalamah meminta maaf atas penyataannya yang dinilai menyinggung banyak pihak. Klarifikasi itu disampaikan melalui YouTube Basalamah Official. Dia mengatakan pernyataan menyinggung wayang itu disampaikan di salah satu masjid di Blok M beberapa tahun lalu.
“Video ini kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf tentunya atas potongan pertanyaan yang diajukan oleh salah satu jemaah beberapa tahun lalu di Masjid Blok M di Jakarta dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang,” katanya, seperti dilihat Selasa (15/2).
“Pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai muslim kepada penanya muslim. Itu dulu batasannya,” imbuhnya.
Basalamah mengatakan saat itu dirinya ditanya jemaah soal wayang. Dia menyebut saat itu tidak menyatakan haram.
“Saya pada ada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan,” paparnya.
Dia menuturkan kala itu dirinya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Basalamah lalu menjelaskan maksud dari Islam sebagai tradisi tersebut.
“Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam tiada masalah, dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan. Ini sebuah saran,” paparnya.
“Potongan yang kedua pada saat penanya menanyakan bagaimana taubatnya dalang, jadi pertanyaan ini kami jawab, ini mirip sebenarnya lingkupnya kalau ada yang menanyakan bagaimana taubatnya seorang pedagang disebutkan profesi
maka saya sebagai seorang dai muslim menjawab umumnya kaum muslimin kalau bertaubat dan setiap muslim akan merasa bahagia, senang kalau diajak bertaubat dan memang jawabannya taubat nasuha kembali kepada Allah dengan taubat yang benar,” lanjut dia.
Dia juga menjelaskan soal potongan video viral yang menyebut wayang dimusnahkan. Dia mengatakan hal itu disarankan jika seorang dalang sudah melakukan taubat.
“Jadi kalau ada orang yang memang taubat, misalnya di sini dia seorang dalang, kalau dia sudah taubat dan tidak mau lagi melakukan itu maka mau diapakan wayang-wayang ini, untuk dia secara individu dimusnahkan, sebatas itu,” paparnya.
Basalamah menegaskan tidak ada niatan menghapus wayang dari sejarah Indonesia. Dia menekankan lagi pernyataannya itu berkaitan dengan tanya jawab jemaah di masjid.
“Saya sama sekali tidak berpikir atau punya niat menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruh seluruh dalang dalang bertaubatlah kepada Allah atau misalnya semua wayang harus dimusnahkan, Anda mau melakukannya itu hak Anda, kami sedang ditanya lingkup di taklim kami,” katanya.
“Kalau ada sesuatu yang kita lakukan ternyata menyinggung orang lain maka ada baiknya kita meminta maaf dan saya pada kesempatan ini saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak yang tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung, dengan jawaban kami tersebut,” lanjut dia. {detik}