Kisah Dedi Mulyadi Dan 2 Janda Tua Karawang

Kisah Dedi Mulyadi Dan 2 Janda Tua Karawang Radar Aktual

Kedatangan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kampung Leuweung Cengek, Desa Situdam, Jatisari, Kabupaten Karawang disambut histeris warga. Histeris warga itu bukanlah tanpa alasan, pria yang lekat dengan iket Sunda itu memikul beras untuk Mak Atem (82), warga setempat.

Dedi Mulyadi mengetahui keadaan nenek tua sebatangkara itu dari salah satu follower-nya di sosial media. Tuturan follower setianya itu dia telusuri. Alhasil, kisah yang disampaikan sangat cocok dengan keadaan sebenarnya.

Mak Atem sendiri menuturkan dirinya sudah lama tidak bersuami. Hidupnya kian sepi karena dia tidak dikarunia seorang anak pun. “Suami mah sudah lama meninggal. Emak gak punya anak. Jadi tinggal sendirian,” tutur sang nenek.

Untuk makan sehari-hari Mak Atem diperoleh dari belas kasihan para tetangga. Meski begitu, nenek yang tak henti mengumbar senyum itu bukan tanpa ikhtiar. Dia aktif bekerja mengais sisa gabah di sawah bekas panen pemilik sawah. “Tetapi sekarang di rumah saja, tiduran. Tulang rusuk emak sudah sering terasa sakit,” keluhnya.

Dedi Mulyadi sengaja mampir ke rumah Mak Atem untuk memberikan bantuan. Sejak 15 tahun lalu, mobil mantan Bupati Purwakarta itu tidak pernah kosong dari dua sampai tiga karung beras. Ini sebagai antisipasi jika ada warga yang kekurangan beras. Dia bisa langsung memberikan persediaan berasnya itu.

“Saya baru pulang dari Jakarta. Ada yang memberi tahu kondisi Emak. Jadi, saya mampir ke sini,” katanya.

Kesehatan Mak Atem juga akan diperiksa oleh tim dokter yang telah dia siapkan. Ini karena sakit pada tulang rusuk yang kerap dikeluhkan nenek tersebut. “Besok ada dokter ke rumah Emak, periksa kesehatan Emak,” ujarnya.

Selain Mak Atem, Mak Entas (80) menjadi sosok beruntung hari itu. Warga meminta Dedi Mulyadi untuk berkunjung ke rumahnya yang hampir roboh. Setali tiga uang dengan Mak Atem, dia pun hidup sebatang kara.

Bedanya, Mak Entas memiliki beberapa anak. Tetapi, semua anaknya tidak pernah menengok keadaannya karena jauh di perantauan. Sontak saja, jerit tangis menyambut perkataan pria yang dikenal dermawan itu.

Mak Entas tidak mampu menyembunyikan keharuan setelah menerima bantuan perbaikan rumah. “Nuhun (terima kasih). Ternyata masih ada yang perhatian sama emak,” kata Mak Entas.