News  

Pria di Sulut Ini Ngaku Bertemu Allah dan Sebut Anaknya Adalah Jelmaan Nabi Isa

Seorang pria paruh baya asal Desa Milangoda’a, Kecamatan Tomini, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut), mengaku telah bertemu dengan Allah. Pria bernama Patrin ini juga mengeklaim jika dirinya adalah seorang aulia atau nabi, di mana anaknya juga adalah jelmaan dari Nabi Isa.

Hal ini diketahui melalui unggahan akun facebook Ibnu Sabil Manopo, di mana disertakan tiga buah video. Dalam video terlihat ada beberapa orang sedang bercerita dengan seorang pria paruh baya yang diketahui Patrin di sebuah rumah berdindingkan papan dan beratapkan daun kelapa.

Terdengar Patrin sedang menjelaskan mengenai tata cara Salat sesuai yang diklaimnya adalah petunjuk Allah, sembari menggerakkan tangannya dan menunjukkan kepada orang-orang yang ada di dalam video.

“Ini kalau biasa Salat, saya bukannya apa, ini setahun sekali hanya dari hari raya ke hari raya. Biasanya hanya Allahu Akbar, bukan begitu caranya. Begini caranya, ini (kedua jari jempol) disembunyikan dia.

Setan ini (kedua jari jempol), sembunyikan itu, sembunyikan di telinga (sambil kedua jempol tangan dilekukkan dan tangan ditempelkan di telinga). Kemudian Allahu Akbar putar dia (kedua telapak tangan dan ditaruh di atas perut). Memang begitu petunjuk dari Allah,” ujar Patrin dalam video.

Dalam unggahan itu juga terlihat seorang pria yang diketahui adalah anaknya Patrin, yang diklaim sebagai jelmaan Nabi Isa. Anaknya itu juga memperagakan tata cara berdoa, tapi berbeda dengan gerakan Patrin seraya mengucapkan bahasa-bahasa yang sulit dipahami.

Kepala Kecamatan Tomini, Abidin Patilima ST MSi, membenarkan jika Patrin adalah warga yang tinggal di Desa Milangoda’a. Bahkan menurutnya, pihak pemerintah telah mendatangi Patrin untuk melihat kondisinya.

Dikatakan Abidin, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulut dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dengan persoalan tersebut apakah memang ada unsur penodaan agama.

“Pemerintah Kecamatan juga bekerjasama dengan pihak kepolisian telah melakukan pembinaan kepada Patrin,” kata Abidin.

“Pemerintah sendiri intinya melakukan pengamanan di wilayah, menjaga keamanan dan ketertiban. Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak lagi memviralkan kejadian ini. Yang pasti, kami menunggu putusan dari MUI dan Kemenag,” katanya kembali. {kumparan}