News  

Terjebak Perangkap Politik Tunda Pemilu, Ada Yang Ingin Singkirkan Cak Imin dan Zulhas?

Sikap mendua Presiden Joko Widodo terkait wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 20224 dipandang memiliki multi tafsir politik.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, pernyataan taat konstitusi mengindikasikan Jokowi telah membuat perangkap politik untuk Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).

Analisa Muslim Arbi, Cak Imin dan Zulhas adalah dua petinggi parpol koalisi pemerintahan Jokowi yang mengutarakan secara terbuka terkait usulan penundaan Pemilu.

Ia melihat, Jokowi seperti ingin mengambil alih PAN dengan mendorong orang dekatnya kemudian menguasai Partai berlambang matahari terbit itu.

“Di Internal PAN, Zul mau disingkirkan dengan KLB. Dan ini bisa jadi masuk perangkap Jokowi. Atau Jokowi mau gunakan usulan Zul (penundaan Pemilu) untuk singkirkan Zul,” demikian kata Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/3).

Bukan hanya Zulhas, Muslim Arbi juga melihat, perangkap politik penundaan Pemilu juga dilakukan Jokowi untuk Cak Imin. Sebab, sampai saat ini Cak Imin seperti dianggap duri di dalam NU.

Ia menilai, Jokowi sedang berupaya mendekati Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dipimpin oleh duet Yahya Cholil Staquf dan Saifullah Yusuf.

Muslim Arbi meyakini, Jokowi juga sangat paham bahwa Cak Imin pernah mengkudeta pamannya sendiri Gus Dur dari pengaruh politik di PKB.

“Dari persoalan internal PKB dan NU ini, terlihat Jokowi mau memanfaatkan untuk menarik keuntungan politik,” terang Muslim.

Dari rentetan sikap politik penundaan pemilu, Muslim menganalisa konsekuensi usulan penambahan masa jabtan presiden telah membuat Cak Imin dan Zulhas terbunuh secara politik.

“Alhasil dari usulan Zulhas dan Imin ini bisa jadi killing ground untuk posisi masing-masing sebagai ketum partai maupun partainya masing-masing. Dan Jokowi bisa gunakan itu,” pungkas Muslim. {rmol}