Ungkit Kisah Fidel Ramos, Andi Arief Minta Jokowi Belajar Dari Filipina Soal Perpanjangan Jabatan

Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kembali berbicara soal isu penundaan Pemilu 2024. Andi Arief meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar soal kekuasaan dari negara tetangga, yaitu Filipina.

Dia mulanya mengulas kepemimpinan mantan Presiden Filipina, Corazon Aquino atau Qory Aquino, yang turun dari kepemimpinannya lantaran dibatasi masa jabatan. Sementara, lanjut dia, presiden berikutnya, yaitu Fidel Ramos, kemudian muncul keinginan untuk memperpanjang jabatan.

“Qory Aquino turun dari kekuasaan karena aturan pembatasan kekuasaan. Fidel Ramos melanjutkan dan sukses pembangunan, rakyat mencintainya. Muncul keinginan besar Ramos perpanjang jabatan,” kata Andi Arief dalam cuitan yang dibagikan kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).

Kemudian, dia menyebut muncul gerakan massa atau people power dari rakyat Filipina yang dipimpin Cory Aquino. Tumbanglah keinginan Ramos itu.

“Muncul people power yang dipimpin Qory Aquino dan kardinal (gereja). Tumbang keinginan Ramos,” ujarnya.

Terpisah, Andi Arief mengaku mendorong isu penundaan pemilu dicegah menjadi nyata. Dia meminta Jokowi belajar dari Filipina.

“Ada contoh tetangga kita Filipina. Jadi mantan-mantan presiden yang ikut perjuangan reformasi harus aktif ikut mencegah,” kata dia

“Jokowi harus belajar dari tetangga, Filipina,” ujar Andi Arief. {detik}