Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 menyelenggarakan Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Palembang, Sumatera Selatan. Dalam forum tersebut, Menaker RI Ida Fauziyah memperingatkan ancaman disrupsi ekonomi.
Ida mengatakan, Forum Ekonomi Dunia (WEF) memprediksi sekitar 15 persen tenaga kerja perusahaan berisiko hingga 2025. Bahkan, sekitar 6 persen dari pekerja diperkirakan akan kehilangan pekerjaan.
“Pada tahun 2025, diperkirakan 15 persen angkatan kerja muda akan menganggur,” kata Ida di Palembang, Sabtu (19/3).
Berupaya memberantas ancaman itu, Ida menekankan peran Y20. Menurutnya, partisipasi generasi muda dalam berbagai sektor ekonomi prioritas dapat meredam tingkat pengangguran. Namun, Ida menerangkan, seluruh dunia harus saling bahu-membahu.
“Salah satu upaya yang dapat memberikan kontribusi positif ke depan dalam rangka mengurangi pengangguran kaum muda dan meningkatkan perekonomian adalah dengan meningkatkan partisipasi generasi muda pada sektor-sektor ekonomi prioritas,” tutur Ida.
“Acara ini merupakan momen yang tepat bagi kita semua untuk berdiskusi secara adil dan memberikan masukan untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih besar bagi kaum muda,” sambungnya.
Negara-negara anggota G20 berkomitmen untuk memberdayakan pemuda di dunia kerja. Demi meraih harapan itu, Ida menegaskan urgensi untuk lingkungan kerja yang inklusif.
“Ini adalah upaya bersama untuk terus meningkatkan partisipasi dan peluang ekonomi di dunia kerja bagi generasi muda dengan mendukung peran dan posisinya di tempat kerja sehingga mereka dapat mencapai lingkungan kerja yang adil dan layak yang bebas dari diskriminasi,” jelas Ida.
Ida mengakui, hal tersebut tentu tidak mudah. Rentetan faktor global, seperti perkembangan teknologi, memicu perubahan drastis di dunia kerja. Akibatnya, lapangan kerja pun berkurang atau bertransformasi.
“Tren global termasuk perubahan iklim, digitalisasi, globalisasi pasar dan perubahan demografis berkontribusi pada percepatan difusi dan inovasi teknologi. Pekerjaan baru mulai bermunculan dan menggantikan pekerjaan lama,” ujar Ida.
Menilik hal tersebut, Ida menegaskan, para pemimpin G20 menyusun kebijakan-kebijakan untuk pemulihan dan pemberdayaan kaum muda. Memprioritaskan inklusivitas, pihaknya menyediakan akses penuh dalam bidang ekonomi dan pendidikan.
“Selain itu, para pemimpin G20 telah berkomitmen untuk berbagai pekerjaan termasuk di bidang ekonomi dengan memberikan partisipasi penuh untuk meningkatkan ekonomi dan pendidikan, serta rangkaian prinsip kebijakan utama untuk meningkatkan kualitas,” imbuh Ida.
Indonesia sendiri telah meluncurkan program-program yang menumbuhkan ketenagakerjaan bagi kaum muda, terutama untuk membentuk wirausahawan. Pelatihan wirausaha telah menjamur di seluruh negeri. Zona ekonomi itu kini beroperasi di 12 wilayah.
Program tersebut dinilai sukses. Sebab, keterlibatan kaum muda telah meningkat hingga mencakup 24 persen dari keseluruhan tenaga kerja pada 2021 lalu. Pun Indonesia terus berfokus pada inklusivitas dengan menyetarakan jumlah partisipasi perempuan dan laki-laki.
“Pemerintah juga membidik usaha di daerah terluar dan tertinggal dengan partisipasi 50 persen perempuan dan 50 persen laki-laki. Program ini telah meningkatkan partisipasi angkatan kerja muda pada Agustus 2021 sebesar 51,5 juta atau sekitar 24 persen dari total angkatan kerja,” ungkap Ida.
Ida berharap, dukungan G20 dapat menyediakan akses perlindungan sosial yang memadai pula. Selain itu, Indonesia dikatakan akan mendesak G20 untuk menyediakan pelatihan serupa.
“Indonesia dengan mengedepankan dialog akan mendorong G20 untuk bekerja sama dalam hal pengumpulan data dan memberikan pelatihan keterampilan kerja bagi para pekerja, khususnya kaum muda,” tegas Ida.
“Dalam semangat kemanusiaan, kerjasama, dan kolaborasi, kita perlu meningkatkan upaya untuk mempromosikan kebijakan dan langkah-langkah menuju pemberdayaan pemuda,” pungkasnya.
Gelaran pertama Pra-KTT Y20 itu mengundang sejumlah pembicara selain Ida. Di antaranya ialah Menpora RI Zainudin Amali, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, dan Co-chair Y20 Michael Victor Sianipar.
Y20 telah menjadwalkan sebanyak empat Pra-KTT untuk bulan Maret hingga Juni 2022 mendatang. Acara-acara itu akan diselenggarakan di Palembang, Nusa Tenggara Barat, Balikpapan dan Manowari.
Pertemuan pertama sendiri terbagi menjadi dua sesi yang diadakan pada 19–20 Maret.
Sementara itu, KTT Y20 akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 17–24 Juli 2022 mendatang. Lebih dari 80 delegasi muda internasional akan ambil bagian dalam acara tersebut untuk mengurai isu ketenagakerjaan pemuda.
Konferensi Y20 itu pertama kali digelar pada 2010 lalu. Tahun ini, Y20 mengusung tema ‘Dari Pemulihan ke Resiliensi: Membangun Kembali Agenda Pemuda Pasca COVID-19’. {kumparan}