News  

Beri Ceramah Tarawih di Masjid Kampus Almamater Jokowi, Anies Baswedan Diteriaki Presiden

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisi ceramah tarawih di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (8/4/2022). Universitas Gadjah Mada atau UGM yang merupakan almamater Presiden Joko Widodo.

Anies Baswedan diketahui juga pernah menimba ilmu di kampus itu. Dalam kesempatan menyebut Anies Baswedan mengatakan, bahwa masa jabatannya bakal berakhir.

Anies pun memastikan, tidak ada Perpanjangan Masa Jabatan meski Pilkada DKI baru digelar 2024.

“Alhamdulillah pada tahun ini lima tahun. Saya sudah masuk lima tahun, enam bulan lagi pensiun, enggak ada perpanjangan (jabatan) soalnya,” ucapnya disambut riuh tepuk tangan dari para jemaah dikutip TribunJakarta, Jumat (8/4/2022).

“Eh kenapa malah tepuk tangan? Bahaya,” kata Anies menimpali.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini memastikan, bulan Oktober mendatang dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Jadi saya bulan Oktober besok kalau tidak ada halangan, tidak ada perubahan, itu selesai,” ujarnya.

Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 2017 lalu, Anies mengklaim sudah mengerjakan beragam program yang kini bisa dirasakan manfaatnya.

“Selama empat setengah tahun ini dijalani, alhamdulillah ketenangan dan keteduhan itu dibangun,” kata Anies.

“Kalau bapak ibu sekalian, dan teman-teman semua, sebagian dari yang dikerjakan untuk membangun rasa kebersamaan dan kesenangan itu tidak bisa difoto,” tambahnya menjelaskan.

Kedatangan Anies Baswedan ke masjid UGM Kamis malam mendapat sambutan meraih dari para jemaah yang hendak mengikuti salat tarawih.

Bahkan, Anies diteriaki presiden saat akan memberikan ceramah usai salat Tarawih. “Presiden, Presiden, Presiden, Presiden, Presiden… Pak Anies,” teriak para jamaah yang telah menunggu Anies untuk memberikan ceramahnya.

Dalam kesempatan itu, Anies mengaku bersyukur bisa kembali ke kampus Universitas Gadjah Mada tempatnya menimba ilmu dulu.

Klaim hilangkan angkot ngetem di Jakarta

Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan mengklaim sudah menghilangkan sopir angkot yang biasa ‘ngetem’ di Jakarta. Kebiasan ‘ngetem’ dari angkutan umum di Jakarta itu disebutnya karena program Jak Lingko.

Dengan program itu, sopir angkutan umum tidak perlu menepi di pinggir jalan dalam waktu lama.

“Sekarang metromini dan lainnya enggak ada yang ngetem karena bayarnya pemerintah ke operator per kilometer. Warganya bayarnya per tiga jam Rp 5.000, silakan gonta-ganti tanpa tambahan,” kata Anies.

Berubahnya kebiasaan sopir yang tidak lagi ‘ngetem’ diharapkan bakal membuat pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum.

Jika jumlah kendaraan pribadi di jalanan Jakarta berkurang, maka kemacetan juga makin berkurang. Dalam ceramahnya, Anies juga menyatakan, kembali ke UGM seperti pulang ke rumah.

Selain merupakan alumnus kampus tersebut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menghabiskan masa kecilnya dekat dengan UGM.

“Saya tumbuh besar di UGM, rumah saya hanya 500 meter di utara Fakultas Kehutanan, utara Selokan Mataram. SD saya di Sekip, jadi pulang ke Kampus Gajah Mada pulang ke rumah sendiri,” sebut Anies.

Anies juga bercerita, selama menjadi mahasiswa, kerap terlibat dalam penyelenggaraan beberapa acara.

Karenanya, saat mendapat undangan dari kampusnya, memori Anies kembali ke masa-masa harus mengundang orang untuk menjadi narasumber dalam acaranya.

“Saya bagian yang mengundang pembicara untuk datang, sekarang saya bagian diundang. Saya senang sekali Alhamdulillah bisa kembali ke kampus,” kata dia.

Jurus Anies atasi kemacetan

Anies Baswedan mengungkap, penyebab kemacetan di Jakarta ialah banyaknya jumlah kendaraan pribadi. Total ada 13 juta motor dan 3 juta kendaraan roda empat yang dimiliki 11 juta penduduk Jakarta.

“Karena itu, salah satu hal pertama yang kami coba lakukan ketika di Jakarta adalah mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan menambah jumlah kendaraan umum,” ucapnya saat ceramah yang disiarkan kanal Youtube Masjid UGM dikutip Jumat (8/4/2022).

Beranjak dari hal ini kemudian Anies dan jajarannya menginisiasi program JakLingko. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun langsung mengumpulkan puluhan operator angkot, Metromini, hingga Kopaja.

Anies kemudian menawarkan mereka pengelolaan angkutan umum dengan sistem pembayaran per kilometer.

“Kami buat sistem namanya JakLingko. JakLingko ini sebuah sistem yang dulu, warga dan kendaraan umum, mereka yang bertransaksi, kami pemerintah yang membuat regulasi,” ujarnya.

“Ini kami ubah, operator kendaraan kami beli jasanya. Kami beli jasa anda per kilometer per hari,” sambungnya.

Para operator angkutan umum pun akhirnya sepakat dengan tawaran itu dan mereka langsung bergabung dalam program JakLingko.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengklaim, JakLingko berhasil diterapkan tanpa mengundang masalah antara pemerintah dan operator.

“Mereka punya kontrak dengan pemerintah untuk dilayani secara bertahun-tahun. Sehingga, mereka mengganti tanpa sakit hati, tidak ada Metromini, Kopaja yang digusur, dan tidak ada drama. Semua selesai tanpa drama,” kata dia.

Setelah adanya program JakLingko ini, Anies mengklaim kondisi angkutan umum di Jakarta kini jauh lebih baik. Ia mengaku kini jarang melihat angkutan umum ugal-ugalan dan ngetem sembarangan di jalan.

Masyarakat ini bisa lebih nyaman dan aman menggunakan moda transportasi umum. Jumlah penumpang transportasi umum lun diklaim terus meningkat setiap tahunnya.

“Kami pun tidak menduga seperti ini. Dulu, setiap hari di Jakarta yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu orang per hari, sesudah dibuat sistem baru, meningkat menjadi 1 juta orang per hari,” tuturnya. {tribun}