Lima Alasan Airlangga Hartarto Pantas Menjadi Presiden Indonesia

Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Menko Perekonomian RI di kabinet kerja Presiden Joko Widodo ini mulai santer dikabarkan sebagai salah calon presiden yang diidolakan masyarakat. Nama Airlangga Hartarto mencuat sebagai calon presiden setelah ia menunjukkan kinerja cemerlang dalam tugasnya menjadi Menko Perekonomian RI.

Hingga kini dua tahun menjelang Pemilu 2024, Airlangga Hartarto dijagokan oleh banyak kalangan sebagai salah satu calon presiden favorit masyarakat Indonesia. Hal ini sangat berdasar dan beralasan mengingat kinerja cemerlangnya di pemerintahan.

Selain kinerja di pemerintahan, Airlangga juga menjadi favorit karena dinilai berhasil meredam konflik yang sempat terjadi di internal Partai Golkar. Karena itu, kami memberikan gambaran penilaian mengapa kemudian figur Airlangga Hartarto pantas dipilih untuk menjadi pemimpin tertinggi negeri ini.

Simbol Persatuan dan Rekonsiliasi Bangsa

Kekuatan Airlangga Hartarto dalam meredam konflik hingga membuat barisan menjadi solid seperti yang terjadi di Partai Golkar beberapa waktu silam sangat diperlukan bangsa ini. Sebagaimana kita ketahui, saat memimpin Partai Golkar pada 2017 silam, Partai Golkar sedang tidak baik-baik saja saat itu.

Diterpa oleh masalah dualisme kepengurusan dan penangkapan mantan Ketua Umum membuat partai ini limbung. Berbagai lembaga survei ketika itu memprediksi bahwa konflik ini akan membuat Partai Golkar terlempar dari tiga besar.

Nyatanya tidak, kepemimpinan Airlangga Hartarto yang berhasil membuat solid segala lini partai, sukses membawa partai beringin ini berjaya dan mampu bertahan sebagai tiga besar peraih suara terbanyak pada Pemilu 2019.

Sebagaimana kita ketahui pula, saat ini Indonesia sedang butuh energi persatuan dan rekonsiliasi pasca pembelahan luar biasa dua kubu politik yang berbeda hingga melahirkan istilah cebong dan kampret.

Airlangga Hartarto meski ada di pemerintahan, dirinya tidak pernah menjadi pemecah, menambah panas suasana perdebatan di media sosial tentang masalah sosial masyarakat seperti agama dan ideologi. Ia tetap berfokus pada pekerjaannya, meningkatkan taraf ekonomi bangsa, terlebiih di masa pandemi Covid-19.

Pernyataannya selama ini selalu moderat, menyejukkan dan berada di tengah, karena itu Airlangga Hartarto bisa menjadi solusi utama jika ingin membuat bangsa ini kembali ke rel perdamaian, persatuan dengan awal rekonsiliasi yang tenang dan dingin hingga publik melupakan istilah kebencian dan perusak persatuan seperti cebong dan kampret atau istilah lainnya.

Ekonom Handal

Airlangga Hartarto menduduki dua jabatan berbeda di masa pemerintahan Joko Widodo. Pada tahun 2016-2019 ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian RI dan berhasil mengenalkan istilah 4G sebagai jembatan menuju revolusi industri berbasis digital, artificial intelegence dan sebagainya.

Kini di periode kedua, ia naik jabatan dengan menjadi Menteri Koordinator Perekonomian sejak tahun 2019 sampai sekarang. Sosok Airlangga Hartarto seolah sulit tergantikan di sisi Presiden Joko Widodo. Ia dinilai berhasil mempertahankan kondisi ekonomi di tengah gempuran pandemi Covid-19.

Salah satunya dengan program kartu prakerja yang dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat di tengah pandemi covid-19. Dua tahun berselang, program Prakerja menjangkau lebih dari 11,7 juta penerima manfaat dengan 26 gelombang yang telah dibuka hingga saat ini.

Selain itu, sesaat setelah Pandemi Covid-19 mereda di tahun 2022, Airlangga Hartarto bersama segenap tim ekonomi dan pemikirannya berhasil memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perekonomian Indonesia tahun 2022 ini masih bisa tumbuh di level 3,7% dan diharapkan semester 1 ini masih bertahan di 5%. “Semester 2 tahun lalu sudah di 7% sehingga base line-nya itu (harus) menjadi lebih tinggi (di tahun ini),” paparnya seperti dikutip dari pemberitaan Gatra.com (26/04/2022).

Satu hal lagi yang merupakan pencapaian tetapi jarang dicatat adalah keberhasilannya membalikkan IHSG dari jurang poin terendah di awal pandemi menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.210,83 pada penutupan bursa 8 April 2022 lalu. IHSG masih terproyeksi positif dan akan terus mencapai rekor tertingginya hari demi hari.

Ada andil Airlangga Hartarto dalam aksi pembalikan IHSG tersebut. Indikasi keamanan dan kenyamanan Indonesia bagi para investor bursa saham diciptakan oleh Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian RI melalui kebijakan strategisnya.

Tidak Punya Beban Sejarah

Putra mantan menteri perindustrian era Orde Baru Hartarto Sastrosoenarto ini merupakan figur yang jarang disorot oleh kamera media. Ia bukan media darling, yang senang bersolek di depan para jurnalis, tetapi hasil karyanya nyata.

Sejak pertama kali menjadi anggota DPR RI pada 2004 silam, Airlangga Hartarto tidak pernah dicap pernah berkonflik dengan rekan sesama politisi dari kubu politik manapun. Sifatnya yang tenang dan dingin membuat iklim politik di sekitarnya meyejukkan.

Airlangga Hartarto praktis tidak punya beban sejarah dan dosa masa lalu yang harus ditebusnya. Kinerja dan prestasinya pun berserakan sebagai jejak digital yang ia miliki. Hingga saat ini, Airlangga Hartarto dapat masuk, bersalaman dan berpeluk erat dengan elit politik manapun.

Mulai dari mantan Presiden SBY, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan dan elit politik lain. Hampir tidak ada penghalang bagi Airlangga Hartarto untuk bersilaturahmi dengan mereka.

Latar Belakang Mumpuni

Berbicara latar belakang maka kita akan melihat rekam pendidikan serta berbagai jabatan organisasi yang pernah diduduki oleh Airlangga Hartarto. Airlangga Hartarto menamatkan gelar sarjananya di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin, UGM, Yogyakarta, pada tahun 1987.

Lalu pada tahun 1993 ia mengambil gelar, AMP Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat. Tidak puas sampai di situ, Tahun 1996 Airlangga Hartarto mendapatkan gelar, Master of Business Administration (MBA), dari Monash University, Australia.

Di tahun 1997, haus ilmu pengetahuan membuatnya mendapatkan gelar Master of Management Technology (MMT), Melbourne Business School University of Melbourne, Australia pada tahun 1997. Pada tahun 1997 pula Airlangga Hartarto mendapatkan gelar akademik Honorary Doctorate in Development Policy, The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, South Korea.

Gelar doktor kehormatan tidak hanya didapatkan dari luar negeri. Di dalam negeri, pemikiran dan karyanya pun diapresiasi oleh Universitas Negeri Semarang yang memberikan gelar Doctor Honoris Caussa di bidang Manajemen Olahraga pada tahun 2020.

Selain pendidikan, berbagai jabatan mentereng pun pernah dikecapnya, yakni Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia pada tahun 2006-2009, Ketua Dewan PII pada tahun 2009-2012, Anggota Majelis Wali Amanah, Universitas Gadjah Mada (UGM) dua periode sampai dengan tahun 2012, dan Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) (2005–2008), (2008–2011) & (2011–2014).

Keberlanjutan Pembangunan

Semangat keberlanjutan pembangunan penting untuk didengungkan. Airlangga Hartarto adalah figur yang bersentuhan langsung dengan visi pembangunan Presiden Jokowi mengenai kedigdayaan infrastruktu r yang akan menggerakkan ekonomi rakyat.

Visi pembangunan ini kami yakin hanya Airlangga Hartarto yang dapat melanjutkannya. Selain bidangnya merupakan sektor ekonomi, Airlangga Hartarto dikenal sebagai menteri andalan Jokowi.

Di luar dari keandalannya dan kemampuannya menerjemahkan visi pembangunan Jokowi, Airlangga Hartarto juga tidak memiliki batasan dengan para pemimpin bangsa terdahulu seperti mantan Presiden SBY, mantan Wapres Jusuf Kalla, dan figur-figur lainnya.

Hingga kemudian, jika Airlangga Hartarto menjadi presiden, spirit keberlanjutan pembangunan tentu akan menjadi ruh dari pemerintahan yang digerakkannya kemudian. Ia juga akan terbuka dengan semua masukkan, tanpa batasan, tanpa friksi konflik kepentingan politik apapun. Semua demi Indonesia, berkarya untuk Indonesia, bekerja untuk negara dan membangun generasi harapan bangsa. {redaksi}