Airlangga Kirimkan 9 Truk Logistik Untuk Korban Gempa Sulteng

Airlangga Kirimkan 9 Truk Bantuan Untuk Korban Gempa Sulteng Radar Aktual

Bersama pelaku industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengirimkan bantuan bagi korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi berupa 6.225 paket logistik senilai Rp 1,5 miliar ke Sulteng.

Bantuan logistik tersebut diserahkan langsung Airlangga Hartarto kepada Kepala Dinas (Kadis) Suteng (mewakili Palu), Kadis Kab. Sigi dan Kadis Kab. Donggala untuk didistribusikan langsung kepada para pengungsi di wilayah terdampak.

“Kami mengucapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban. Mari kita berdoa untuk para korban yang meninggal dunia, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Semoga yang luka-luka cepat sembuh dan kembali sehat seperti sediakala,” kata Airlangga, Senin (8/10/2018).

Airlangga menyampaikan pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar penanganan musibah ini bisa cepat selesai dan tepat sasaran.

“Oleh karena itu, kami segera berupaya memulihkan kehidupan masyarakat. Semoga bantuan yang kami salurkan ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Selain itu, juga bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana,” paparnya.

Airlangga mengatakan Kemenperin sudah memberangkatkan sembilan truk yang membawa bantuan tersebut pada Jumat (5/10/2018) lalu yang berasal dari Makassar, Sulsel. Bantuan itu menempuh perjalanan darat selama 30 jam hingga sampai ke Palu.

Airlangga mengatakan bantuan paket logistik tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan para korban, berupa air minum kemasan, pakaian, mi instan, susu formula, makanan ringan, sereal, kopi, makanan bayi, popok, alat keperluan mandi, terpal, tenda, sarung, pembalut, beras, minyak, telur, genset, dan mini solar kit.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (7/10/2018), jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 1.763 orang, terdiri dari 1.519 orang di Palu, 159 orang di Donggala, 69 orang di Sigi, 15 orang di Parigi Moutong dan satu orang di Pasangkayu.

Lalu, sebanyak 1.755 jenazah sudah dimakamkan. Kemudian, sebanyak 2.632 korban luka berat sampai saat ini masih dirawat di RS Palu dan luar Palu.

Sementara itu, korban hilang mencapai 265 orang. Hingga kini, proses evakuasi dan pencarian korban pasca gempa dan tsunami Sulteng masih terus dilakukan.

Jumlah pengungsi mencapai 70.821 orang yang tersebar di 141 titik, seperti di Lapangan Vatulemo, Bundaran Biromaro dan Mako Sabhara Poboya. BNPB memperkirakan nilai kerugian dan kerusakan akibat bencana ini lebih dari Rp 10 triliun.

Dari data itu, Airlangga menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya memulihkan aktivitas ekonomi masyarakat pasca bencana. Misalnya, pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang terkena dampak akan mendapat bantuan peralatan supaya mereka bisa kembali berproduksi.

Kemenperin telah berkoordinasi dengan Kemenkeu untuk menghapuskan hutang kredit bagi pelaku IKM yang menjadi korban agar dapat mengurangi beban mereka. Saat ini sudah dalam tahap mendata pelaku IKM tersebut.

“Diharapkan kita semua bisa saling bergotong-royong agar IKM ini bisa kembali berusaha sehingga kegiatan ekonomi masyarakat berangsur-angsur pulih. Kami terus berupaya merehabilitasi dan menerima masukan-masukan, karena masih sepekan pasca bencana. Pemerintah merespons cepat dan komit untuk segera memulihkan aktivitas ekonomi dan industri,” terangnya.

Untuk memfasilitasi rekonstruksi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, lanjut Airlangga, Kemenperin akan memasukkannya ke dalam anggaran tahun depan. Bahkan investor yang akan masuk di KEK Palu masih berjalan normal.

“Karena ada beberapa yang harus diperbaiki. Kami mengapresiasi para investor yang selalu ingin merealisasikan investasi di KEK Palu,” lanjut Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.

Ia juga mengatakan bahwa kegiatan sejumlah industri di kawasan Morowali masih terus berjalan hingga saat ini. Padahal lokasi salah satu pusat industri smelter di Sulteng berada cukup jauh dari kawasan bencana sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan.

Airlangga menegaskan tugas pemerintah saat ini yang harus dilakukan adalah terus melaksanakan proses evakuasi dan memulihkan trauma para korban bencana. “Kegiatan pasti terdampak, tetapi tidak terlalu signifikan. Kegiatan industri di Morowali masih tetap berjalan,” katanya.