News  

Rupiah Jeblok ke Rp.14.903 per Dolar AS, Terparah Tahun 2022 Ini

Rupiah melemah 50,5 poin atau 0,34 persen ke Rp14.903 per dolar AS pada Kamis (30/6) sore akibat sentimen kenaikan bunga acuan The Fed. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Nilai tukar rupiah bertengger di Rp14.903 per dolar AS pada Kamis (30/6) sore. Mata uang Garuda melemah 50,5 poin atau 0,34 persen dari sebelumnya. Namun, kurs rupiah terparah sejak awal tahun.

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.882 per dolar AS di sore ini.

Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Mengikuti Indonesia di zona merah ada ringgit Malaysia yang melemah 0,19 persen dan dolar Taiwan melemah 0,21 persen serta baht Thailand melemah 0,22 persen.

Sedangkan, yen Jepang terpantau menguat 0,23 persen, yuan China menguat 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,04 persen dan peso Filipina menguat 0,16 persen.

Dolar Singapura juga ikut menguat 0,22 persen dan dolar Hong Kong yang menguat 0,02 persen.

Sejalan, mata uang negara maju pun terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah tipis 0,02 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,15 persen.

Kemudian franc Swiss melemah 0,07 persen dan dolar Kanada melemah 0,15 persen serta Rubel Rusia yang melemah 3,77 persen. Sedangkan, dolar Australia menguat 0,13 persen.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan dolar pada perdagangan sore ini didorong oleh kekhawatiran investor akan kebijakan yang lebih agresif dari the Fed.

 

Ini sejalan dengan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam forum tahunan Bank Sentral Eropa di Portugal.

Di mana Powell menyebutkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin sangat diperlukan untuk menekan lonjakan inflasi.

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen pelemahan rupiah karena pasar menunggu pengumuman inflasi Juni yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Juli 2022.

“Pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” jelasnya.

Inflasi pada Juni diperkirakan sebesar 0,57 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Kondisi ini akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2 persen (year-on-year/yoy).(Sumber)