News  

Harga Mi Instan Mulai Naik, Pedagang Khawatir Bakal Melonjak Lagi

Isu kenaikan harga mi instan menjadi sorotan banyak orang. Kenaikan harga ini imbas dari pasokan gandum akibat perang Rusia dengan Ukraina.

Tren harga gandum yang naik menyebabkan harga mi instan diprediksi naik tiga kali lipat. Lantas, benarkah harga mi instan mengalami kenaikan?

Berdasarkan pantauan kumparan di Alfamidi Jati Padang, Senin (15/8), rata-rata harga mi instan dijual Rp 3.000 per bungkus. Alfamidi menjual Indomie goreng sebesar Rp 3.100 per bungkus.

Harga Indomie tipe lainnya yaitu Indomie rasa soto Rp 3.000, Indomie Kaldu ayam sebesar Rp 3.100, dan Indomie ayam spesial sebesar Rp 3.100. Harga mi instan merek lain seperti Sedaap Mie Instan Goreng dibanderol dengan harga Rp 3.100.

Begitu pula harga yang sama dikenakan untuk produk Sedaap Mie Ayam Spesial. Sedangkan Sedaap Mie Soto dan Sedaap Baso Spesial dijual dengan harga Rp 3.000.

“Iya harga (mi instan) naik. Besok pergantian lagi harganya sampai akhir bulan,” ujar Aprilia, pegawai di Alfamidi.
Aprilia mengatakan pergantian harga ditentukan oleh manajemen. Selain itu, manajemen Alfamidi juga menentukan promo harga mi instan pada beberapa merek.

“Kemungkinan besok ada promo, tapi belum pasti harganya bakal turun,” sambungnya.

Harga Mi Instan Sudah Naik Sejak Lebaran
Sementara itu, seorang pemilik warung di Jatipadang Poncol, Usman, mengamati harga mi instan sudah naik sejak setelah Lebaran. Usman juga menaikkan harga mi instan di warungnya.

Untuk merek Indomie dan Sedaap semua varian, ia menjual dengan harga yang sama yaitu Rp 3.500 per bungkus. Usman khawatir harga mi instan bisa melonjak lagi.

“Kenaikannya sekitar Rp 500 per bungkus. Bisa-bisa harga mi instan tembus Rp 4.000 per bungkus,” kata Usman.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan kondisi perang tidak akan membuat harga mi instan mengalami kenaikan tiga kali lipat seperti informasi yang beredar di masyarakat.

“Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen,” pungkas Zulhas usai meninjau harga kebutuhan pangan di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikutip dari Antara, Kamis (11/8).

Zulhas mengatakan harga mi instan yang naik tersebut bulan September akan turun, karena Ukraina sudah menjual kembali gandumnya.(Sumber)