News  

Bocah Kelas 5 SD di Yogya Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Bungkam Karena Diancam Dibunuh

Seorang anak kelas 5 sekolah dasar berusia 12 tahun di Tegalrejo, Kota Yogyakarta, diduga menjadi korban pencabulan tetangganya sendiri, SR.

Terduga pelaku, SR, merupakan pria berusia sekitar 50-an tahun yang tinggal masih dalam satu lingkungan RT yang sama dengan korban.

Ibu korban, M, mengatakan bahwa setelah dilaporkan ke Polresta Yogyakarta dan dilakukan pemeriksaan, ternyata pelaku SR sudah mencabuli korban sebanyak paling sedikit lima kali. Kejadian pertama menurut dia sudah dilakukan sejak bulan Puasa lalu sekitar bulan April, dan terakhir dilakukan pada 16 Agustus silam.

“Tempatnya beda-beda, ada yang di losmen daerah Sarkem (Pasar Kembang), dan sedihnya anak saya diperlakukan seperti itu di gubuk bekas tempat tinggal kuli bangunan dan di pinggir sungai,” kata M, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (10/9).

Menurut M, anaknya yang memiliki keterbatasan pendengaran itu sebenarnya sangat terbuka dengan dirinya. Biasanya korban akan selalu menceritakan apapun yang dia alami, seperti dirundung, diejek, atau dipukul teman saat di sekolah.

Karena itu, M tak habis pikir kenapa anaknya tak menceritakan bahwa dia telah dicabuli oleh SR, padahal hal itu sudah terjadi berulang kali selama sekitar lima bulan.

“Katanya takut, mau dibunuh kalau ngomong sama emak,” ujarnya.

Aksi pencabulan itu baru terbongkar setelah kakak korban melihat SR membonceng korban di jalan raya. Keluarga korban sempat mengejar dan mencari korban yang dibawa pelaku SR, namun ternyata tidak berhasil ditemukan.

Baru setelah korban pulang ke rumah, M mulai menginterogasi anaknya karena sudah curiga pelaku telah melakukan hal buruk kepada anaknya.

Awalnya korban enggan bercerita. Namun setelah terus dipaksa untuk bercerita, barulah korban bersedia bercerita dengan ketakutan sampai menangis.

Setelah kejadian terakhir itu, korban menurut M sempat mengalami depresi. Korban menjadi takut untuk keluar rumah, bahkan sekadar mendengar nama pelaku saja sudah ketakutan hingga menangis. Sebelum kasus tersebut dilaporkan ke polisi, korban juga sering susah tidak dan mengeluh sakit perut.

“Pernah pas tidur itu dia mengigau, nangis. Nangisnya itu kayak orang ketakutan, kayak orang kesakitan. Terus dia mau ke luar main dekat rumah saja takut,” kata dia.

Saat ini, setelah dilaporkan ke kepolisian kondisi korban menurut M sudah membaik. Korban sudah tidak sering mengigau lagi dan sudah berani sekolah meski masih harus diantar. M juga mengatakan jika anaknya sudah mendapatkan pendampingan dari psikolog untuk memulihkan kondisi psikologisnya.

“Tapi kalau denger nama Pak SR sampai sekarang masih ketakutan, kadang sampai nangis,” kata M.
Kasus tersebut sudah dilaporkan dan ditangani oleh Polresta Yogyakarta. Namun sampai saat ini, terduga pelaku belum diamankan oleh pihak kepolisian.

“(Kasus) yang ini masih proses penyelidikan, minggu depan itu penyidikan,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Yogyakarta, Ipda Apri Sawitri.(Sumber)