Fenomena terkait persepsi masyarakat terhadap pemerintahan yang kerap dilakukan dengan cara membandingkan antara satu rezim dengan rezim lainnya, dibahas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurthi Yudhoyono saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
Menurutnya, fenomena membandingkan yang dilakukan masyarakat mengisyaratkan tentang satu hal yang ada pada dasarnya memuat harapan.
Cara rakyat membandingkan era Presiden Joko Widodo dengan zaman era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dikatakan AHY, adalah suara akan kerinduan pada satu masa tertentu.
“Rakyat sering membanding-bandingkan, dulu enak sekarang enggak enak. Itu artinya rakyat merindukan SBY. Ada yang rindu SBY?” ujar AHY di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Kamis siang (15/9).
Putra sulung SBY ini mengatakan, pada masa pemerintahan ayahnya selama 10 tahun sejak 2004 hingga 2014, masyarakat paling tidak merasakan dampak perbaikan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan ekonomi meningkat 6 sampai 7 persen, 3,5 kali lipat dalam 10 tahun,” ungkapnya.
Dari contoh kerja perekonomian pemerintahan SBY tersebut, AHY berpendapat bahwa masyarakat telah merindukan perubahan dari apa yang dilakukan pemerintahan sekarang ini.
“Ini prestasi yang rakyat rindukan. Ekonomi yang sangat menentukan bagaimana kita bisa maju sebagai negara,” demikian AHY.(Sumber)