Darah Airlangga Hartarto Persatukan Sunda, Jawa dan Indonesia

Airlangga Hartarto menjadi tuan rumah dari haul Ki Ageng Gribig di Klaten. Ki Ageng Gribig atau yang bernama asli Wasibagno Timur adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten dan sekitarnya. Acara haul tersebut diselenggarakan pada 15 September 2022 kemarin.

Ada alasan tersendiri mengapa Airlangga Hartarto menjadi tuan rumah dari haul Ki Ageng Gribig. Sebab Ketua Umum Partai Golkar tersebut adalah keturunan dari Ki Ageng Gribig. Haul Ki Ageng Gribig pun seringkali diselenggarakan sejak dahulu, bahkan di masa ayahanda Airlangga Hartarto, Hartarto Sastrosoenarto.

Penyelenggaraan haul Ki Ageng Gribig sudah menjadi tradisi di keluarga besar Airlangga Hartarto. Sebelum sang ayah wafat, persoalan ini pernah dikatakannya, Hartarto Sastrosoenarto tidak ingin tradisi haul Ki Ageng Gribig hilang ditelan zaman. Oleh karenanya, Airlangga Hartarto sebagai penerus berusaha terus melestarikan tradisi ini.

Anak Harimau Tidak Akan Jadi Anak Kambing

Anak harimau tidak akan jadi anak kambing, kira-kira begitu bunyi pepatah lama yang mengartikan bahwa anak orang besar akan menjadi orang besar juga. Pepatah ini terbukti benar, minimal pada diri seorang Airlangga Hartarto menilik dari keluarga mana ia berasal dan siapa leluhurnya.

Sekarang kita tahu bahwa Airlangga Hartarto bukan orang sembarangan, ia adalah keturunan dari Ki Ageng Gribig secara langsung. Jika dirunut lebih jauh, Ki Ageng Gribig merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V, raja Kerajaan Majapahit. Artinya Airlangga Hartarto yang kini menjadi pembesar negeri dan elit partai politik, juga memiliki keturunan langsung dari raja-raja dahulu kala.

Hal ini sekaligus membenarkan peribahasa lama bahwa anak harimau tidak akan jadi anak kambing. Keturunan Prabu Brawijaya V, hingga kini semua keturunannya termasuk Airlangga Hartarto memiliki kehidupan yang senantiasa memiliki kedekatan dan pengaruh terhadap kondisi negara ini.

Ketika berbicara Airlangga kita bisa saja teringat dengan sosok raja pendiri Kerajaan Kahuripan yang namanya serupa, Raja Airlangga. Tetapi bukan itu, kita tidak menyeberang jauh ke masa Kahuripan berdiri. Airlangga Hartarto justru mengingatkan pada Sanjaya, sosok Raja Galuh yang berhasil mempersatukan Jawadwipa, mempersatukan Galuh, Pakuan dan Kerajaan Medang di bawah satu kerajaan.

Sejarah dipersatukannya kerajaan Sunda, Galuh dan Medang ini bermula dari pernikahan yang melibatkan Sanjaya dan Putri Raja Sunda, Tarusbawa. Sanjaya lalu mendapat gelar Tohaan (Yang Dipertuan) di Sunda. Bergabungnya Sunda ke Galuh memberi keuntungan yang besar bagi keduanya.

Airlangga Hartarto Simbol Persatuan Jawa, Sunda dan Indonesia

Sejak adanya cerita yang tak pernah bisa dibuktikan dengan fakta sejarah, Perang Bubat, Sunda dan Jawa seolah terpisah tembok tebal keangkuhan kebudayaan. Jika Majapahit mengklaim mereka menguasai Nusantara, rasanya untuk menguasai kerajaan tetangganya macam Sunda Galuh Pakuan saja, Majapahit merasa enggan. Trauma Perang Bubat membuat Majapahit memiliki rasa bersalah terhadap kerajaan Sunda Galuh Pakuan.

Tidak hanya itu, Perang Bubat menumbuhkan kepercayaan bagi masyarakat Sunda dan Jawa untuk tidak saling menikah, jika pun lelaki Jawa menikahi perempuan Sunda, maka ada kemungkinan mitos ketidakutuhan keluarga akan muncul. Hal ini masih dipercaya oleh beberapa pihak hingga sekarang.

Bagi Airlangga Hartarto tidak berlaku, di dalam darahnya mengalir darah Sunda dan Jawa. Bukan darah rakyat biasa, dari Jawa kita sudah mengetahui ada darah Prabu Brawijaya V dan Ki Ageng Gribig yang mengalir di dalam tubuhnya. Sementara dari Sunda, Airlangga Hartarto memiliki darah R.H. Soekardi, seorang pejuang kemerdekaan dari Tatar Sunda, Sukabumi tepatnya.

R.H. Didi Soekardi memiliki seorang anak bernama R. Hartini Soekardi kelak, Hartini Soekardi menikah dengan Hartarto Sastrosoenarto dan memiliki anak seorang Airlangga Hartarto.

Berbicara Didi Soekardi, masyarakat setempat menganggap ia adalah salah satu tokoh yang patut dihargai dengan melihat jasa-jasa beliau memperjuangkan peningkatan taraf hidup rakyat Sukabumi. Dia terus berusaha memajukan daerah Sukabumi dan terus memberikan kontribusi yang terbaik, serta memiliki keyakinan bahwa berjuang dan berkarya untuk mencapai hasil besar justru harus dimulai dari hal yang kecil.

Jadilah di dalam tubuh Airlangga Hartarto mengalir gen-gen para pembesar dan pejuang bangsa. Jika Sanjaya berhasil mempersatukan wilayah Galuh dan Sunda, maka di tubuh Airlangga Hartarto bersatu genetik Sunda dan Jawa.

Semoga jika kelak rakyat Indonesia menghendaki Airlangga Hartarto sebagai Presiden RI, ia akan benar-benar mewujudkan Indonesia se-jaya dahulu kala, seperti kedaulatan yang pernah dirasakan di masa Galuh Sunda dan Majapahit. Rasanya simbol persatuan itu sudah ditunjukkan Airlangga Hartarto dalam narasi-narasinya terkait Koalisi Indonesia Bersatu dan sebagai calon presiden Partai Golkar. {golkarpedia}