Kevin Sanjaya: Saya Sudah Tak Bisa Kerjasama Dengan Herry IP

Kevin Sanjaya Sukamuljo mengakui sedang terlibat pertikaian dengan pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi atau Herry IP. Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Kevin terkait hal tersebut.

Hubungan Kevin dan Herry IP mulai memanas sejak Indonesia Open 2022. Setelah tiga bulan berlalu, Kevin mengakui Indonesia Open 2022 bukan jadi satu-satunya penyebab permasalahannya dengan Herry IP.

Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia dengan Kevin Sanjaya:

Bagaimana awal cerita pertikaian dengan Herry IP?

Kayaknya memang sudah waktunya saya berbicara apa adanya, daripada saya semakin digituin terus. Sebenarnya awalnya, panjang ceritanya. Pasti pertama ribut karena dia menjelek-jelekkan saya di Indonesia Open. Tetapi sebenarnya story-nya panjang.

Dari pertama saya masuk Pelatnas Cipayung, saya kayak dianaktirikan, diremehkan terus, dan lain sebagainya oleh dia. Saya kayak tidak pernah dianggap.

Salah satunya saat race to Olympics 2016, saya tidak diberangkatkan ke dua pertandingan Eropa dan China Open. Saya [bersama Marcus Gideon] finis tidak jauh dari Angga/Ricky, hanya beda 1-2 posisi doang, tetapi masih di 15 besar.

Saya tidak diberangkatkan karena menurut dia, saya masih jauh kelasnya. Intinya begitu. Dia selalu meremehkan kita. Saya sama Sinyo. Karena kita kecil, dipandang sebelah mata.

Saat itu saya lebih banyak latihan sama Koh Ar [Aryono Miranat] setelah sebelumnya sama Mas Chafidz [Yusuf].

Lalu bagaimana hubungan kamu dengan Herry IP ketika kalian berhasil juara All England 2017 dan mulai merajai World Tour?

Itu dia baru memunculkan dirinya sebagai pelatih kami. Kayak dia yang muncul terus. Sebelumnya mana pernah dia melihat kami sama sekali.

Intinya saat kami pertama menang All England, baru dia tampil. Kalau saya sama dia, selama dia tidak ada berbicara ke publik apapun itu, kita telanlah [perasaan]. Kita hargai jelek-jeleknya dia, kayak dia latihan datang seminggu tiga kali.

Berarti hubungan kalian memang tidak hangat dari dulu?

Dia sebagai kepala pelatih saya hargai, tetapi memang tidak ada hubungan yang bagaimana-bagaimana. Kita telan semua jelek-jeleknya dia. Buat apa ngomong ke media.

Ada rasa kekecewaan yang lama dipendam. Apakah itu karena race to Olympics?

Dari sebelum race to Olympics, saya diremehkan seperti tidak dianggap. Terus yang paling parah awalnya di race to Olympics. Kayak kita dianggap levelnya jauh di bawah Angga/Ricky.

Apa karena faktor Marcus yang sempat berselisih dengan Herry IP sebelumnya?

Saya rasa enggak. Koh Herry sukanya yang tinggi, tenaga besar, jadi ya memang kita tidak dianggap. Apalagi saya dan Sinyo kecil-kecil.

Sampai waktu itu pada titik di final India Open, pertama kali saya final Super Series 2016, saya hampir disuruh mengalah sama Koh Herry, tetapi kita tidak mau.

Kita disuruh mengalah, disuruh ngasih ke Angga/Ricky, tetapi kita tidak mau. Waktu itu kan yang mendampingi Koh Ar, saya dan Sinyo juga Angga/Ricky sempat ngumpul, Angga/Ricky juga bilang main saja [main serius], saya dan Sinyo juga tidak mau [mengalah]. Koh Ar juga oke [untuk main]. Tetapi Koh Herry sempat menelepon suruh mengalah.

Hubungan itu tidak juga menghangat ketika kalian merajai BWF World Tour di 2017-2019 dan sering dapat pujian dari Herry IP?

Hubungan cenderung biasa saja, ngobrol tetap ngobrol, tetapi tidak ada kedekatan. Waktu dia muncul berbicara soal pasangan terbaik dan lain sebagainya, saya tertawa doang. Mau ngomong apa?

Yang penting tidak ada colek-colek apa-apa [membuat masalah], ya sudah terserah dia. Kita juga tak mau buat masalah.

Setelah hubungan dingin namun tetap profesional, berarti hubungan benar-benar kembali meregang di Indonesia Open 2022?

Ya. Sebagai orang internal seharusnya ngomong ke kita langsung. Dia tidak memecahkan masalah sama sekali tetapi malah ngomong ke media. Sebagai orang internal dan pelatih atau disebut orang tua, kayaknya tidak sewajarnya seperti itu. Tidak pantas.

Begitu kami mulai turun, dia koar-koarnya kayak jelek-jelekin begitu kayak cari panggungnya begitu amat.

Apakah kamu langsung berbicara dengan Koh Herry setelah momen tersebut?

Enggak. Karena dia juga tidak merasa salah sama sekali soal pembicaraan dia. Jadi mau bilang apa. Kita tidak ada ngomong apa-apa.

Kan dia bilang sudah ngomong ke saya dan lain sebagainya, [sebenarnya] tidak ada omongan apa-apa ke saya dan Sinyo [Marcus Gideon]. Soal sudah beritahu itu tidak ada, bohong semua.

Berarti saat Koh Herry bilang sudah menasihati kalian, sebenarnya tidak ada omongan itu?

Enggak ada omongan itu. Dia seharusnya sebagai pelatih dia mengayomi. Misalnya dia panggil saya dan Sinyo. Tanya perspektif dari saya apa, dari Sinyo apa. Tidak ada sama sekali.

Seharusnya pelatih bantu memecahkan masalah kita, tetapi malah cuma ngomong ke media. Saya mungkin tidak sesabar itu juga, akhirnya saya marah.

Selama ini jelek-jeleknya dia kita telan semua.

Intinya kalau Koh Herry tegur saya secara internal, saya tidak ada masalah. Pasti saya tidak akan marah juga kalau ngomong ke saya langsung.

Lalu sebenarnya apa yang terjadi di Indonesia Open dari sudut pandang kamu?

Sudah pasti kami kelelahan. Kami sudah mati-matian saat Indonesia Masters. Waktu Indonesia Open, saya merasa berat sekali. Saya merasa tidak sekuat itu untuk memaksakan diri. Daripada saya cedera atau sakit. Kami juga sama-sama sudah tidak bisa maksimal. Jadi bersikap lebih realistis saja.

Setelah masalah itu kamu tetap datang ke Cipayung?

Waktu awal-awal tidak, karena anak-anak pada pergi semua ke Malaysia dan Singapura. Setelah anak-anak pulang, saya dan Sinyo latihan sama Kak On [Rionny Mainaky]. Kami sudah latihan di jam yang berbeda dengan yang lain.

Kamu dan Koh Herry sudah tidak tegur-teguran saat itu?

Tidak.

Apa benar kamu dikirimi pesan lewat WhatsApp oleh Herry IP tetapi tidak kamu balas?
Dia sudah dikasih tahu panjang lebar, Sinyo sudah cerita. Koh Ar [Aryono Miranat] sudah cerita dan mendengar dari saya. Tetapi dia WhatsApp saya cuma nanya, ‘Vin kenapa enggak latihan? Aryono bilang marah sama saya?”

Tetapi dia tidak merasa ada masalah sama sekali, jadi ya susah kan. Dia selalu bilang kan saya tidak ada masalah, ya memang dia yang buat masalah. Bagaimana?

Apa kamu sudah bilang ke Pengurus PBSI dan klub PB Djarum karena masalah seperti ini tentu bisa mengganggu?

Saya tidak bilang ke klub tetapi saya bilang ke PBSI. Saya menjelaskan ke PBSI kayaknya saya sudah tidak bisa kerja sama lagi [dengan Herry IP]. Mereka [PBSI] intinya sedang membereskan [masalah ini].

Apa output yang kamu inginkan dari penyelesaian masalah ini?

Saya mau tunggu dari PBSI. PBSI katanya sudah punya keputusan, tetapi tinggal jalan doang, makanya saya tetap latihan di PBSI. Tetapi mungkin kalau PBSI tidak bisa menyelesaikan masalahnya, saya yang akan cari solusi sendiri.

Apa masih ada jalan tengah kamu bisa berbaikan dengan Koh Herry?

Kayaknya sih sudah tidak bisa. Maksudnya kalau di luar lapangan, saya sudah tidak masalah walaupun dia tidak minta maaf, saya okelah.

Tetapi kalau suruh kerja sama lagi, kayak saya disuruh jadi anak buahnya lagi, kayaknya tidak bisa. Saya sudah pikir baik-baik, itu sudah keputusan bulat dari saya.

Di luar badminton, saya tidak ada masalah sama dia cuma sudah tidak bisa bekerja sama lagi dalam dunia badminton.

Apa ini artinya berarti kamu atau Koh Herry yang keluar?

Soal itu saya kurang tahu, solusinya apa. Jadi saya serahkan ke PBSI. Saya tidak masalah, nothing to lose juga kalau sudah diposisikan seperti ini.

Misal kamu tetap di ganda putra namun tidak dipegang oleh Herry IP. Apakah masih mungkin seperti itu?

Kalau jalan sendiri-sendiri, kepala pelatihnya tetap Koh Herry. Kalau dibagi dua, saya tidak mau merusak hal yang sudah jalan di PBSI. Jadi tidak enak sama anak-anak, jangan gara-gara saya malah jadi kacau semua.

Berarti kamu sudah ancang-ancang main di luar Pelatnas?

Kita lihat ya keputusan dari PBSI.

Marcus sendiri bagaimana?

Kami sudah berdiskusi panjang lebar. Sinyo sepertinya tidak masalah ikut bersama sama dengan saya.

Makanya saat saya latihan pisah, Sinyo masih ikut saya juga latihan bareng kak On. Masih sering ngobrol. Kita selesaikan hal ini bersama-sama.

Setelah gemilang prestasi di 2017-2019, sekarang banyak ujian berat untuk Kevin/Marcus mulai dari penurunan performa hingga masalah ini?

Itu kan bagian dari hidup, tidak ada yang tahu. Nikmati saja. itu kan proses, kita belajar lebih lagi. Semua akan indah pada waktunya. Saya tetap percaya hal itu.

Kamu sudah banyak dapat gelar, tetapi masih ada beberapa gelar besar yang belum didapatkan?

Kalau bertanya soal apa yang belum dicapai, pastinya Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Cuma kita tidak bisa muluk-muluk, bisa sampai saat ini saja saya sudah bersyukur, lebih dari yang saya bayangkan sebelumnya.

Kalau ditanya apa yang mau dikejar, pasti saya mau kejar Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Tetapi kalau saya sampai berhenti main tidak dapat itu, saya masih bersyukur. Tidak ada yang disesali.

Dari segi permainan apa yang berbeda dari kamu berdua?

Lawan banyak yang meningkat, semua memang rata. Sebenarnya kita masih imbang semua. Tidak ada perbedaan yang besar. Tetapi lawan memang sudah jauh lebih improve.

Apakah dominasi kalian di 2017-2019 ikut jadi beban ketika kamu tampil di Kejuaraan Besar?

Kalau beban, semua pertandingan pasti beban. Karena dulu sering menang, terus kalah kemudian komentar orang bisa ke mana-mana. Jadinya pastinya ada beban.

Mungkin dulu bisa lebih enjoy. Sekarang lebih banyak beban karena mempertahankan lebih susah. Kalau waktu mengejar jauh lebih nothing to lose.

Dari dulu kamu dibilang arogan di lapangan. Akhirnya ketika ada masalah begini gaya kamu di lapangan ikut diungkit. Kamu melihat hal itu bagaimana?

Kalau saya soal omongan netizen terserah mereka. Mereka selalu bawa-bawa soal Indonesia Open padahal waktu di Jepang dan Kejuaraan Dunia saya tidak melakukan hal yang sama, tetapi masih dibawa-bawa juga. Jadi ya terserah mereka.

Kamu sudah 27 tahun. Apakah karier kamu masih panjang di badminton?

Soal itu tidak ada yang tahu, nasib seorang atlet tidak ada yang tahu. Saya harus mempersiapkan dari sekarang, jaga-jaga untuk setelah saya tidak main nanti.

Herry IP Buka Suara

Sementara itu, Herry IP seperti dikutip Antara pun sudah buka suara soal konflik dengan Kevin Sanjaya. Ia menegaskan Kevin yang tak mau lagi dilatih olehnya.

“Bukan saya, Kevin yang tak mau berlatih dengan saya. Lebih baik tanya Kevin saja,” kata Herry IP.

“Katanya, Kevin sudah tidak cocok berlatih dengan saya. Kalau sudah tidak merasa cocok, ya sudah tidak usah latihan dengan saya,” tambah pelatih berjulukan Naga Api tersebut.

[Sumber]