Tagar #PrayForKanjuruhan Menggema, Hetifah: Penyelenggara Pertandingan Harus Paham Kewajiban

Tagar #PrayForKanjuruhan menggema dan menjadi trending topic di twitter pada 2 Oktober 2022 menyusul tragedi meninggalnya ratusan suporter sepakbola Arema malam tadi (01/10/2022). Tagar tersebut menjadi trending topic setelah publik ramai turut menyampaikan rasa dukanya atas tragedi yang memilukan ini.

Tercatat 127 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya masih ditangani oleh pihak medis karena luka-luka. Menurut pihak kepolisian tragedi ini terjadi akibat desakkan penonton yang hendak keluar dari tribun karena adanya tembakkan gas air mata. Ribuan suporter Arema kemudian menjejal di pintu keluar yang sempit, ada sebagian yang terinjak-injak dan kehabisan nafas hingga menjadi penyebab ratusan suporter meregang nyawa.

Peristiwa ini turut pula menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian melalui akun twitternya @hetifah. Dalam pernyataannya, Hetifah mengucapkan rasa prihatinnya terhadap tragedi di Stadion Kanjuruhan semalam.

“Kita sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi pada Pertandingan Sepakbola Liga 1 di Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022, yang menewaskan lebih dari seratus orang. Kejadian ini sangat berpengaruh terhadap dunia olahraga di Indonesia. Pihak internasional akan melihat kejadian ini sebagai barometer penyelenggaraan keolahragaan Indonesia kedepan,” tulis Hetifah melalui akun twitter @hetifah sebagaimana dikutip oleh Golkarpedia.com (02/10/2022).

Hetifah menyayangkan tragedi ini dan meminta seluruh pihak yang terlibat, baik panitia, aparat pengamanan, pemain hingga suporter bisa saling menjaga dan memahami hak serta kewajiban masing-masing agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

“Melihat peristiwa tersebut, kita wajib mengoreksi pentingnya menjaga hak dan kewajiban oleh setiap pihak, baik panitia penyelenggara, aparat, pemain dan suporter dalam setiap event olahraga. Panitia dan aparat keamanan wajib mengantisipasi dan menjamin kelancaran sejak sebelum pertandingan hingga pertandingan usai,” lanjut Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah tersebut.

Ditambahkan oleh Hetifah Sjaifudian, dengan kewajiban yang diketahui oleh para perangkat pertandingan hingga aparat keamanan kejadian seperti ini seharusnya tidak akan terulang.

“Panitia wajib menyiapkan seluruh perangkat pertandingan, rasio jumlah aparat harus sebanding dengan jumlah penonton, suporter wajib menjaga ketertiban. Aparat wajib tahu prosedur keamanan dalam event olahraga. Misalnya tidak boleh menggunakan gas air mata. Ketentuan ini ada dalam aturan penyelenggaraan yang diatur oleh Cabang Olahraga,” ungkap legislator Partai Golkar asal Kalimantan Timur ini.

Hetifah kemudian mengutip aturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kewajiban para penyelenggara pertandingan hingga suporter yang hadir ke dalam pertandingan. Jika merujuk pada aturan perundangan, maka Panpel bisa saja terkena sanksi pidana sebab lalai dalam penyediaan fasilitas yang layak dan menjual tiket melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan.

“Kewajiban masing-masing pihak tersebut sebenarnya telah tertuang dalam UU 11/2022 tentang Keolahragaan. Suporter telah diatur dalam pasal 54 dan 55, seperti memperoleh fasilitas yang sesuai dengan nilai tiket masuk dan mendapatkan jaminan keselamatan dan keamanan,” sebut Hetifah Sjaifudian.

Terakhir, Hetifah Sjaifudian memberikan pesan kedukaan atas tragedi ini. Ia mendoakan kepada para korban, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

“Terkait banyaknya korban meninggal, kita berdoa mudah-mudahan diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggal tabah menghadapi cobaan. Semoga kejadian ini menjadi kejadian yang terakhir dan tidak terulang kembali. Amin,” pungkas Hetifah Sjaifudian.

127 orang tercatat meninggal dunia hingga berita ini diturunkan. Jumlah kematian suporter tersebut menjadi yang kedua terbesar di dunia setelah peristiwa yang mengakibatkan 300 lebih orang meninggal dunia di Estadio Nacional Peru pada 24 Mei 1964. Tentu dari peristiwa ini kita harus belajar menyelenggarakan event sepakbola yang profesional agar tidak terulang kembali. Turut berduka, #PrayForKanjuruhan. {golkarpedia}